INIHANTU - MISTERI GUNUNG TELOMOYO
INIHANTU | MISTERI GUNUNG TELOMOYO | Belakangan Gunung Telomoyo menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial terkait keindahan alamnya yang menghipnotis mata. Tidak seperti gunung lainnya, puncak Gunung Telomoyo dapat dicapai dengan motor. Tidak perlu capek-capek berjalan kaki dengan pendakian, karena telah tersedia prasarana berupa jalan beraspal dari kaki hingga puncak Gunung Telomoyo. Namun ingat, pastikan mesin motor kuat menanjak.
Gunung Telomoyo merupakan gunung berapi aktif yang terletak antara Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang di Jawa Tengah. Dengan ketinggian 1.894 mdpl. gunung berapi ini belum pernah tercatat alami erupsi. Gunung Telomoyo dapat terlihat saat cuaca cerah dari kota di sekitarnya, seperti Salatiga, Ambarawa, dan Secang, Magelang. Gunung ini terbentuk dari sisi selatan Gunung Soropati yang tererosi sejak Pleistosen.
Perjalanan dari kaki menuju puncak Gunung Telomoyo membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit dengan kendaraan motor. Sepanjang perjalanan, wisatawan akan disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Beberapa gunung disekitarnya juga tampak memukau mata. Setelah sampai ke puncak, wisatawan dapat duduk bersantai menikmati pemandangan dari landasan paralayang yang biasa digunakan untuk event kejuaraan.
Tewasnya Seluruh Kru Pewayangan di Kaki Telomoyo Tepatnya Di Dusun DALANGAN
Dusun Dalangan yang menjadi pintu masuk menuju Gunung Telomoyo pernah mengalami peristiwa mengerikan dan masih menjadi misteri
Seperti gunung pada umumnya, meskipun akses ke puncak sudah terbilang mudah, namun Gunung Telomoyo memiliki sisi misteri yang menakutkan dan sulit dicerna akal sehat. Konon ratusan tahun lalu di kaki Gunung Telomoyo pernah terjadi sebuah tragedi dimana seluruh kru pewayangan yang sedang pentas mendadak tewas secara tiba-tiba. Kejadian tersebut terjadi di Dusun Sepayung, Desa Pandegan, Kecamatan Ngablak, Magelang.
Saat itu pertunjukan wayang sedang dipentaskan di malam yang dingin. Entah darimana, angin kencang tiba-tiba berhembus di tengah keramaian suasana pertunjukan. Pohon-pohon berjatuhan, beberapa pohon menimpa panggung utama hingga rubuh. Seluruh kru tertimpa dan meninggal. Sejak itu, tidak ada lagi masyarakat setempat yang berani menggelar pertunjukan wayang atau sekadar bunyi-bunyian gamelan.
Tidak diketahui persis tahun berapa tragedi tersebut terjadi, karena cerita tersebar dari mulut ke mulut secara turun temurun. Dusun Sepayung pun kemudian berganti nama menjadi Dusun Dalangan. Meskipun begitu, terdapat satu bukti otentuk, di bagian ujung dusun yang berada tak jauh dari pintu masuk Gunung Telomoyo terdapat puluhan makam kuno miliki seluruh anggota kru pewayangan yang tewas dalam tragedi itu.
Selain itu, sebagian masyarakat juga menemukan banyaknya makam diujung dusun dalangan yang dekat pintu masuk gunung telomoyo yang menjadikan cerita misteri tersebut seolah-olah benar adanya, keberadaan dari makam tersebut pun belum diketahui darimana asalnya dikarenakan hanya berupa nisan tanpa nama dan berjumlah banyak.
Banyak warga yang memercayai bahwa makam-makam tersebut merupakan makam dari orang-orang yang meninggal akibat badai angina kencang yang menimpa Dusun Dalangan ratusan tahun lalu.
Hingga saat ini makam-makam tersebut masih dijaga oleh masyarakat setempat dan banyak peziarah yang berdatangan berkunjung bahkan bukan hanya dari daerah Jawa Tengah melainkan dari luar kota dan luar provinsi pun banyak mendatangi makam ersebut, tidak jarang orang-orang yang berprofesi sebagai pendalang atau pewayang pun datang untuk berziarah.
Suasana Mistis Pendakian Gunung Telomoyo
Gunung Telomoyo memiliki dua jalur pendakian, selain jalur yang dapat dilalui motor juga terdapat satu jalur lain yang khusus untuk pendakian. Jalur satu ini cenderung lebih sepi dan lebih sering digunakan untuk bermalam dengan mendirikan tenda. Berbagai kejadian mistis seringkali menghantui para pendaki ini. Mulai dari aroma wangi bunga-bunga, hingga keramaian yang seolah-olah seperti sedang berada di pasar.
Seorang pendaki bercerita pengalamannya bermalam di puncak Gunung Telomoyo. Saat akan beranjak tidur ia mencium aroma ubi bakar yang menyengat, kemudian berubah menjadi aroma busuk bangkai hewan, lalu berubah lagi menjadi wangi mawar, dan terakhir melati. Hampir semua rekan pendaki menciumnya. Namun semua mencoba untuk berpikir positif dan tidak terlalu mengambil pusing kejadian itu.
Hingga kejadian lain pun terjadi, kali ini di luar tenda terdengar suara hiruk pikuk keramaian seperti sedang berada di pasar. Terdengar pula rengek anak kecil dan suara ribut ramai lainnya. Tidak ada yang berani melihat kondisi luar tenda, semua pendaki tetap diam berada di dalam tenda sampai pagi menjelang. Pagi tiba dan keadaan mulai membaik. Para pendaki pun bersiap untuk segera bergegas pulang turun gunung...
SUMBER : SERING JALAN
Untuk Informasi Lebih Lanjut Hubungi:
TELEGRAM : +855 858 498 13
WHATSAPPS : +855 858 498 13
Komentar
Posting Komentar