INIHANTU - CERITA MISTERI DAN ASAL USUL SENDANG KERAMAH KALIMAH TOYYIBAH HASAN MUNADI



INIHANTU | CERITA MISTERI DAN ASAL USUL SENDANG KERAMAH KALIMAH TOYYIBAH HASAN MUNADI | Di Semarang terdapat sebuah mata air keramat kerap disebut Sendang Keramat Kalimah Toyyibah Hasan Munadi, menyimpan cerita misteri. Sendang Kalimah Toyyibah yang tepatnya berada di Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, konon dipercaya bila mandi di sini, segala penyakit sembuh dan doa akan terkabul.

Mbah Ahmaji, perawat sendang yang sudah bekerja sejak puluhan tahun silam, menyampaikan bahwa pengunjung datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan juga sudah dikunjungi negara tetangga. Ada pula yang rutin datang kemari.

"Jumlah wisatawan bisa ratusan dalam sehari. Kalau dari luar negeri yang rutin dari Malaysia dan Singapura. Kalau soal waktu kunjungan juga bergelombang, tidak bersamaan. Kadang pagi atau malah dini hari," ungkap Ahmaji.

Ia menambahkan pengelola menyediakan baliho berukuran berisi doa sebelum memanfaatkan air sendang. Sedangkan lokasi mandi dibagi menjadi dua, laki-laki dan perempuan.

"Ada doa yang harus dibaca sebelum mandi atau meminum air sendang. Khusus mandi, tidak boleh BAK, BAB, dan telanjang bulat di lokasi sendang. Jadi harus memakai sarung, jika tidak membawa ya bisa sewa di masyarakat setempat, cuma seribu," ungkap Ahmaji.

"Semua itu dari Allah SWT, makanya harus berdoa. Jadi jika ke sini untuk mendapat kesembuhan, kelancaran rejeki, atau untuk ketenangan diri, ya harus percaya semua dari Allah SWT. Di sini hanya perantara,"imbuhnya.

Sumber Air Sendang Kalimah Toyyibah adalah mata air di bawah pohon beringin yang berusia puluhan tahun. Sumber air ini tidak pernah kering meski musim saat kemarau panjang.

"Kalau kering dan berhenti mengalir tidak ya, hanya arus air turun tidak seperti musim hujan. Air di sini ngalir terus mau dimatiin darimana. Ini kan mata air," ungkap Ahmaji.

Letak Sendang Kalimah Toyyibah berdekatan dengan makam Waliyullah Hasan Munadi. Menjadi satu paket wisata religi, biasanya para wisatawan yang mengunjungi sendang juga berziarah di makam Waliyullah Hasan Munadi.

"Kalau hendak berdoa, sebelum menuju makam, mandi dahulu di sendang. Sudah satu paket. Cikal bakal sendang ini juga dari makam Mbah Hasan," papar Ahmaji.

"Sendang ini sudah lama, tetapi diketahui ada manfaatnya setelah diadakan doa bersama Mbah Mat Temanggung saat peringatan Haul Mbah Hasan. Beliau (Mbah Mat) menyampaikan, jangan takut miskin untuk merawat makam Mbah Hasan, akan ada rejeki dari air yang mengalir, air yang bermanfaat untuk semua. Nah air yang dimaksud Mbah Mat itu ternyata sendang ini," jelas Ahmaji.

Sendang Kalimah Toyyibah dapat dikunjungi selama 24 jam. Bahkan jika ingin menginap, pengelola juga menyediakan tempat menginap di dekat pintu masuk sendang.

"Biaya masuk gratis, kami hanya menyediakan kotak amal. Uang itu digunakan untuk merawat makam, sendang dan masjid. Jika ingin menginap juga gratis untuk perseorangan, tetapi untuk rombongan ada biaya sebesar Rp 150 ribu untuk 50 orang. Syaratnya hanya fotokopi KTP," ungkap Ahmaji.

"Air juga bisa dibawa pulang, jika tidak membawa jerigen, di halaman sendang banyak masyarakat yang menjual jerigen. Harganya Rp 5.000 sampai Rp 10 ribu, bergantung ukuran jerigen," tutup Ahmaji...

ASAL USUL SENDANG KALIMAH TOYYIBAH

Dikutip dari HIMPUNAN BERITA TEMANGGUNG (HEBAT). ASAL Muasal munculnya sendang Kalimah Toyyibah tidak bisa lepas dari Sejarah penyebaran Islam di desa Nyatnyono Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Begitu juga dengan kisah Masjid Subulussalam. 

Masjid tersebut merupakan peninggalan dari Syekh Hasan Munadi. Dari berbagai literasi, disebutkan, dulu Pegunungan Suralaya, kompleks Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang pernah ditinggali masyarakat yang masih gelap keimanannya. Mereka dipimpin orang-orang dengan kesaktian tinggi yang menyandarkan kekuatan gaibnya pada zat selain Allah SWT. 

Terpanggil atas kondisi tersebut, Syekh Hasan Munadi kemudian datang jauh-jauh dari Demak memberi pencerahan kepada masyarakat setempat. Syekh Hasan Munadi diyakini lahir pada 1460 Masehi dengan nama lahir Raden Bambang Kartonadi. Waliyullah ini berdarah biru keturunan Majapahit terakhir Brawijaya V. Karena itu Syekh Hasan Munadi masih ada pertalian darah dengan penguasa Kerajaan Demak, Raden Fatah, yakni satu ayah lain ibu. 

Karena hubungan pertalian darah ini, Syekh Hasan Munadi menjadi salah satu panglima andalan yang menjabat sebagai Tumenggung. Kerap membantu adik tiri nya dalam memerangi kejahatan atau keangkuhan yang akan menggoyahkan Kerajaan Demak. Jejak Syekh Hasan Munadi ini tertuang dalam buku dengan judul ''Sejarah Waliyullah Hasan Munadi dan Hasan Dipuro''. Diceritakan, meski mempunyai jabatan tinggi di Kerajaan Demak, Hasan Munadai tetap berkeinginan melakukan syiar Islam ke seluruh pelosok Kerajaan Demak. 

Sepanjang perjalanan ajaran Islam terus disyiarkan kepada setiap orang yang bertemu. Hingga tiba syekh Hasan Munadi di kawasan kaki Gunung Ungaran. Sebuah wilayah yang dulu dikuasai orang-orang sakti dan beda keyakinan. Karena itu Syekh Hasan pun mengihtiarkan diri bertapa di Gunung Suralaya. Salah satu gunung di Gunung Ungaran. Dari khalwat tersebut satu persatu orang-orang sakti yang menjadi hambatan syiar Hasan Munadi berhasil dikalahkan. 

Bahkan, mayoritas dari mereka akhirnya menyadari kekeliruan keyakinannya dan menyatakan diri masuk Islam menjadi santri Syekh Hasan Munadi. Selain mempunyai kekuatan lebih sebagai waliyullah, dari hasil khalwat, Syekh Hasan Munadi juga mendapat petunjuk untuk mendirikan masjid. Saat akan meninggalkan lokasi pertapaannya, beliau mendapat gambaran masjid, ada yang bilang kayu berlubang (beduk). Kemudian beliau bilang ''nembe menyat wes ono'' (baru selesai khalwat sudah ada petunjuk) yang kemudian berubah menjadi Nyatnyono.

Daerah tempat khalwat itu diberi nama Nyatnyono. Kebetulan Raden Fatah juga berencana membangun masjid di Demak, maka diutuslah Sunan Kalijaga ke Nyatnyono guna minta restu kepada kakaknya, Syekh Hasan Munadi. Restu pun diberikan. Karena di wilayah Nyatnyono juga membutuhkan masjid, maka Syekh Hasan munadi minta agar satu soko yang akan digunakan di Demak dijadikan tiang penyangga masjid di Nyatnyono. Jadi Masjid Nyatnyono itu dibangun lebih dulu dibanding Masjid Demak. Saat proses rehab pada zaman penjajahan Belanda, satu soko itu dibagi menjadi empat soko. Direnovasi Pada 1980 karena faktor usia, Masjid Nyatnyono harus direnovasi. 

Hingga hari ke-15 kegiatan, mereka dikagetkan dengan kemunculan sejumlah orang dari sisi utara makam Syekh Hasan Munadi. Dia adalah Mbah Mat dari Temanggung yang datang pada peringatan Haul Syekh Hasan Munadi. ''Mbah Mat menyampaikan, jangan takut miskin untuk merawat makam Mbah Hasan. Akan ada rezeki dari air yang mengalir, air yang bermanfaat untuk semua. Nah air yang dimaksud Mbah Mat itu ternyata sendang ini," jelas Penjaga Sendang Kalimah Toyyibah, Ahmaji Dari kejadian itu, kabar keberadaan air keramat beredar luas. Berduyun-duyun orang datang ke sumber air tersebut sekaligus berziarah kepada Syekh Hasan Munadi.

Dari kegiatan kunjungan tersebut, masyarakat mendapatkan pemasukan untuk merehabilitasi masjid. Ahmaji mengungkapkan, saat renovasi Masjid Subulussam, warga kesulitan mencari dana. Proposal renovasi masjid yang disebar warga tak pernah mendapatkan hasil meski sudah usaha ke sana kemari. ''Dikatakan, bahwa sumber rezeki renovasi masjid ini akan mengalir dari air. Dana renovasi dari dana infaq pengunjung sendang. 

Kalimah Toyyibah berarti kalimat- kalimat Allah yang baik, terdiri dari lailahailallah, bacaan syahadat, Al Fatihah, dan salawat,''ujar Ahmaji. Sendang tersebut sampai saat ini masih didatangi banyak pengunjung dari luar kota, Jawa Barat dan Jawa Timur. Mereka tidak diwajibkan membayar. Pengelola hanya menyediakan kotak amal untuk bersedekah. Menurut Sumadi, pengunjung sendang, dia sering datang ke sendang. Biasanya dia berkunjung sembari menunggu anaknya pulang sekolah. ''Biasanya hanya mampir ngobrol, tidak untuk mandi. Kalau belum mandi, ya mampir di sini. Saya meyakini bahwa semua berkat Allah SWT, bukan karena air dari sendang di sini,'' ujarnya. (Hendra Setiawan,-53)...

Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya !!!

Untuk Informasi Lebih Lanjut Hubungi:
TELEGRAM : +855 858 498 13
WHATSAPPS : +855 858 498 13



Komentar

Postingan populer dari blog ini

INIHANTU - MISTERI MAKAM KEMANGI DESA JUNGSEMI KENDAL

INIHANTU - MISTERI LUMPUR LAPINDO DENGAN KUTUKAN MARSINAH

INIHANTU - KISAH MISTERI LELE ALBINO YANG DIANGGAP MISTIS MASYARAKAT INDONESIA