INIHANTU - KISAH SERAM PENUNGGU MENARA AIR MANGGARAI
KISAH SERAM PENUNGGU MENARA AIR MANGGARAI
INIHANTU | KISAH SERAM PENUNGGU MENARA AIR MANGGARAI | Menara air tua itu tinggi menjulang di antara permukiman padat penduduk Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan.
Bangunan era kolonial itu tegap berdiri belum tergerus oleh zaman yang kian berderap maju.
Bila hendak menuju ke menara itu, kita harus menelusuri jalan setapak yang diapit oleh permukiman warga yang padat.
Dari dekat, menara itu tampak telah usang nan kusam namun tetap kokoh berdiri.
Dinding bangunan itu telah terkelupas sehingga terlihat seluruh tembok berbahan konstruksi dasar batu bata merah.
Sesuai dengan namanya, menara air itu beralamat di Jalan Menara Air 22 RT 007 RW 011 Manggarai.
Di samping menara itu, tinggal Mariyono (41) bersama keluarganya di sebuah rumah.
Ia merupakan seorang penjaga menara air sejak tahun 2013.
Sebelumnya, rumah itu ditinggali oleh Mbah Suratin, seorang juru kunci menara air yang merupakan pensiunan pegawai PT KAI.
"Saya tinggal sejak tahun 2013, mengontrak di tempat mbah Suratin. Saya mau tinggal di sana karena enggak ada yang berani ngontrak selepas mbah pindah," bebernya saat ditemui TribunJakarta.com pada Rabu (31/7/2019).
Pria asal Banyuwangi itu mengatakan semenjak Mbah Suratin pulang kampung ke Jogjakarta, rumah kontrakan itu ditinggal sepi.
Hanya Mariyono dan keluarga yang berani tinggal di sana selepas Mbah Suratin pergi.
Mariyono mengaku tak takut saat pertama kali tinggal di lingkungan menara air itu.
"Saya memang enggak takut, saya malah berani untuk melawan makhluk halus yang kerapkali mengganggu," terangnya.
Ia merasa senang bergelut dengan kehidupan mistis sehingga Mariyono tak takut tinggal di sana.
Warga Sekitar Sering Diganggu
Sebelum menjaga menara air, Mariyono pernah mengenyam pendidikan di bangku Pesantren.
Di sana ia pernah tinggal di lereng Gunung Lasem selama berbulan-bulan.
Pria yang pernah menjadi TKI di Taiwan itu mengaku punya ilmu untuk menenangkan warga yang kerasukan.
Saat di menara air Manggarai, ia pun pernah membantu warga yang kerapkali diganggu makhluk halus.
"Hampir seminggu penuh pasti ada aja yang kerasukan setiap harinya. Saya bantu untuk mengeluarkannya," ujarnya.
Namun, cerita Mariyono, peristiwa itu terjadi saat awal dirinya tinggal.
Kini meski penghuni di dalam menara itu masih terbilang banyak, namun sudah tak mengganggu lagi.
"Ya hampir di setiap rumah pasti ada (penghuninya), bahkan di seluruh Jakarta itu kota angker," ujarnya seraya tertawa.
Bahkan, keangkeran itu tak hanya berdasarkan kesaksiannya saja.
Stasiun TV hingga media elektronik kerapkali datang untuk mengulas keangkeran menara itu.
"Sudah banyak sekali media yang datang, biasanya buat uji nyali atau ekspedisi mistis di dalam," terangnya.
Menara Air Masih Berfungsi
Mariyono tak tahu pasti sejak kapan berdirinya menara air itu.
Namun, berdasarkan penuturan pihak PT KAI menara air itu telah berdiri sejak zaman kolonial.
"Ini perkiraan sudah dari tahun 1918 tapi sebelumnya ada yang bilang juga tahun 1878, meski kuno ini masih berfungsi," bebernya.
Air disedot dari mesin pompa kemudian mengalir ke menara itu.
Setelah ditampung, air itu dialiri lagi ke lingkungan kantor PT KAI untuk keperluan pegawai.
Bahkan, lanjut Mariyono, menara itu pernah dilanda kebakaran lantaran terus berfungsi terus menerus tanpa henti dua tahun silam.
"Menara itu kortsleting listrik karena 24 jam non stop dipakai buat nyuci banyak kereta saat musim Lebaran. Meledak mesinnya," bebernya.
Tak Terawat
Menara air itu terlihat tak terawat.
Di bagian dalam menara, tangga yang terpasang di sisi dinding terlihat telah berkarat dan berdebu.
Butiran debu dan serpihan cat yang terkelupas menghiasi puluhan anak tangga.
Pipa-pipa panjang yang menjulang ke atas di menara pun terlihat berkarat.
Bila menatap ke atas, tampak sebuah tandon raksasa berisi air yang ditopang oleh besi-besi kusam panjang.
Di bagian lantai dasar, barang-barang berupa beduk, sepeda mini, tempat sampah hingga tumpukan besi tua tampak diletakkan di salah satu sudut dinding.
Menara Air itu, lanjut Mariyono, belum pernah dipugar sejak pertama kali didirikan.
"Enggak pernah, sejak tahun 1918 itu sudah tak pernah ada lagi pemugaran," lanjutnya.
Lurah setempat sebenarnya pernah mengusulkan diambil alih oleh Pemprov DKI Jakarta untuk dipugar.
Namun hingga kini belum ada tanggapan balik terkait kejelasan pemugaran menara itu.
Yang jelas, terlepas dari kisah mistis di dalamnya, menara usang berusia ratusan tahun itu hingga kini masih hidup.
Mengaliri air untuk para pegawai PT KAI meski zaman terus melaju.
"Harapan saya, dibangun kembali. Kalau enggak dipugar hilang lama-lama peninggalan bersejarah ini karena ambruk," tandasnya...
Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya !!!
Komentar
Posting Komentar