INIHANTU - KISAH MISTERI ISTANA MAIMOON
KISAH MISTERI ISTANA MAIMOON MEDAN
INIHANTU | KISAH MISTERI ISTANA MAIMOON MEDAN | Kota Medan, ibu kota dari Provinsi Sumatera Utara memiliki beberapa objek wisata yang sangat indah dan menarik untuk dikunjungi. Selain ada tempat yang non religi, ada juga yang religi.
Untuk yang non religi ada Merdeka Walk untuk bersantai nikmati suasana kota. Di sini pengunjung dapat menikmati hiburan hingga kulineran. Merdeka Walk buka setiap hari mulai pukul 11.00 WIB hingga tengah malam. Ada juga Museum Perjuangan terletak di Jalan Zainul Arifin. Di museum tersebut terdapat benda bersejarah dari ABRI dan rakyat Sumatera Utara.
Beberapa di antaranya seperti senjata, obat-obatan, hingga seragam perang yang digunakan pada perang kemerdekaan Indonesia melawan pemberontakan pada tahun 1958.
Sedangkan untuk wisata religi yaitu Masjid Raya Almaksum atau Masjid Raya Medan dan Istana Maimun. Apakah pembaca mengetahui apa saja yang menjadi hal menarik di tempat destinasi wisata yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Sukaraja, Medan Maimun, Kota Medan ini?
Sebelum Istana Maimun berdiri megah dan kokoh seperti sekarang ini tahun 2019, pada tahun 1632 Kesultanan Deli dipimpin oleh Tuanku Panglima Gotjah Pahlawan. Dimana Kesultanan ini berhasil mengalahkan Kerajaan Haru hingga berhasil menaklukkan wilayah Semenanjung Malaysia, Kamboja, Sumatera dan Kalimantan.
Lalu, setelah menaklukkan wilayah, Tuanku Panglima Gotjah Pahlawan menikah dengan anak kejuran hitam penguasa daerah Gunung Klaud atau disebut Percut.
Dari Istri Gotjah Pahlawan melahirkan seorang putra bernama Parunggit. Setelah menikah dan memiliki anak, Gotjah Pahlawan meluaskan wilayah Kesultanannya sampai ke daerah Kesawan (Kelurahan Kesawan Kecamatan Medan Barat) dan menjadikan Kesawan sebagai ibu Kota Kerajaan Sultan Deli.
Posisi Raja Sultan ke-2 sepeninggalnya Gotjah Pahlawan dipercaya kepasa Tuanku Panglima Parunggit. Dalam buku Hikayat bahwa Parunggit menikah dengan Nang Baluan, anak Datuk Sunggal yang pada saat itu berkuasa atas wilayah Karo. Oleh sebab pernikahan itu, Tengku Parunggit mendapat gelar adat karo "Sembiring" yang mana seterusnya menjadi gelar adat bagi keturunan keturunannya sampai sekarang.
Kemudian, setelah berakhirnya usia Parunggit, Raja Sultan ke-3 dipercaya kepada Tuanku Panglima Padrap. Pada tahun 1698, Tuanku Padrap memindahkan Ibu Kota Kerajaan ke Pulo Brayan dan Padrap pada tahun 1728 mangkat (tentang raja/meninggal) di Makamkan di Pulo Brayan.
Pada tahun yang sama (1728) Raja Deli ke-4 jatuh kepada Tuanku Panglima Pasutan. Berdasarkan kebijakan bersama, Pasutan memindahkan ibu kota kerajaan dari Pulo Brayan ke Labuhan Deli. Pasutan disini juga membentuk satu lembaga kerajaan yang dikenal dengan "Datuk Empat Suku" yang terbagi dalam empat daerah (Urung) diantaranya Urung XII Kuta (Sepuluh dua Kuta, Hamparan Perak), Urung Serbayaman (Sunggal), Urung Senembah (Patumbak dan Tanjung Morawa) dan Urung Sukapiring (Kampung Baru hingga sebagian Medan Kota).
Kemudian, Tuanku Panglima Pasutan Mangkat tahun 1761 dan digantikan dengan Tuanku Panglima Gandar wahid. Menjadi Raja Sultan ke-5, Gandar Wahid meneruskan program "Datuk Empat Suku" dan keinginan rakyat dapat terpenuhi sampai dirinya Mangkat pada tahun 1805.
Raja Sultan ke-6 yaitu Sultan Panglima Awaluddin Mangedar Alam, ke-7 Sultan Osman Perkasa Alam, ke-8 yaitu Sultan Mahmud Perkasa Alam, ke-9 Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alam, ke-10 Sultan Awaluddin Sani Perkasa Alam, ke-11 Sultan Osman Al-Sani Perkasa Alam, ke-12 Sultan Azmi Perkasa Alam, ke-13 Sultan Otteman Mahmud Paderap Perkasa Alam dan terakhir yaitu Sultan Mahmud T Perkasa Alam. Raja Sultan ke-14 ini mulai menjabat tahun 2005 sampai sekarang (2019).
Memang, Kesultanan Deli itu ada dari tahun 1632. Tetapi pada tahun itu, Istana Maimun belum ada di Kecamatan Medan Maimun. Istana Maimun didirikan berdasarkan gagasan Raja Sultan ke-9 yaitu Sultan Ma'moen Al-Rasyid Perkasa Alam atau tepatnya pada 26 Agustus tahun 1888.
Bangun Istana Maimun pakai arsitektur tentara Hindia Belanda
Dibangunnya Istana Maimun pastinya sangat diharapkan bagi rakyatnya pada masa itu, karena untuk dapat mempermudah komunikasi juga menjadi tempat tinggal seluruh sanak keluarga kerajaan.
Istana Maimun nampak terlihat unik dengan perpaduan beberapa unsur kebudayaan Melayu bergaya Islam (Timur Tengah), Spanyol, India dan Italia. Semasa memimpin, Sultan Deli ke-9 ini menjadikan Tentara Hindia Belanda bernama Thedore Van Erp sebagai Arsitekturnya. Bukan hanya bangunan, singgasana kerajaan juga didesain hingga terlihat mewah dengan warna kuning.
Benda pusaka sekeliling Raja Sultan
Setiap Raja Sultan, pastinya tidak terlepas dengan benda pusaka disekelingnya. Benda Pusaka dianggap penting selalu mendampingi para raja.
Hingga sekarang, benda pusaka yang dipakai untuk berperang dahulu masih tersimpan di Istana Maimun. Benda Pusaka dimaksud antara lain Tombak Keris dan sebagainya. Benda Pusaka yang selalu mendampingi Raja Sultan yaitu Tepak Siri yang masing-masing memiliki sejarah.
Selain itu, piring makan Kesultanan atau Kerajaan, alat musik untuk menghibur para tamu serta tempat duduk singgasana kerjaan juga masih terlihat mewah dan kokoh terawat di Istana Maimun.
Ada lubang tahanan di Istana Maimun
Dari berbagai kisah tentang Istana Maimun yang berdiri pada tahun 1888, sampai saat ini masih ada juga terpendam kisah misterius terpendam.
Salah satu kisah itu ialah terdapatnya lubang yang dalam atau terowongan yang terletak dibagian bawah bangunan Istana Maimun. Dulunya, beredar kabar bahwa terowongan bawah tanah itu diperuntukkan untuk tahanan atau pelaku kejahatan, terutama pelaku kejahatan yang mencoba masuk sembarangan ke Istana atau bisa disebut sebagai penyusup.
Teka-teki terowongan bawah tanah ini, sampai sekarang belum juga terungkap seberapa dalam dan jauhnya lubang tersebut. Bahkan sekarang, lubang itu ditutup karena dianggap menjadi suatu hal misterius yang sulit untuk diungkap.
Selain itu di kutip dari sipayo.com bahwa istana ini ternyata menyimpan ragam mitos yang beredar di tengah masyarakat. Kadang kala, kerap pula dikaitkan dengan hal-hal gaib. Apa saja misteri dari Istana Maimun? Berikut 11 misteri Istana Maimun sebagaimana dihimpun Sipayo.com dari berbagai sumber:
1. Misteri Proyek Istana Maimun
Istana yang di rancang oleh arsitek asal Italia ini merupakan kepunyaan Sultan Deli, Kerajaan Deli. Pembangunannya selesai pada tahun 1888 dan baru diresmikan tiga tahun setelahnya. Secara karakteristik, Istana Maimun memiliki luas bangunan kurang lebih 2.772 m dengan luas halaman mencapai 4 hektar dan memiliki 30 ruang.
2. Misteri Arsitektur Istana Maimun
Istana yang sengaja dibangun dekat dengan aliran sungai Deli ini memiliki perpaduan arsitektur Moghul, Timur Tengah, Spanyol, India, Belanda, dan Melayu. Pengaruh Islam tampak pada lengkungan atap. Konon, saat itu sungai Deli merupakan akses perdagangan yang berhubungan langsung dengan selat Malaka.
3. Misteri Rewatib Adat Istana Maimun
Hingga kini, Istana Maimun dihuni oleh ahli waris kesultanan Deli. Disaat tertentu, istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu dalam rangka pesta perkawinan atau kegiatan sukcita lainnya. Selain itu, setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan acara rewatib adat. Yaitu acara keluarga semacam wiridan.
4. Misteri Legenda Putri Hijau Istana Maimun
Konon Putri Hijau, yang memerintah Kerajaan Timur Raya, memiliki paras yang sangat cantik dan dari tubuhnya terpancar cahaya berwarna hijau. Ia memiliki dua saudara laki-laki. Suatu ketika, putri dipinang oleh seorang Sultan Aceh. Hal misterius terjadi akibat dari kedua saudara laki-lakinya menolak pinangan tersebut.
5. Misteri Mambang Khayali Istana Maimun
Akibat dari penolakan pinangan yang dilakukan kedua saudaranya, Sultan Aceh-pun menjadi marah sehingga menyerang kerajaan. Naas, Mambang Yasid –yang merupakan kakak dari Putri Hijau- kalah saat mempertahankan istana. Konon, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak pasukan Sultan Aceh secara membabi buta.
6. Misteri Mambang Yasid Istana Maimun
Melihat kondisi istana yang tidak memungkinkan, kakak Putri Hijau (Mambang Yasid) tiba-tiba berubah menjadi ular dan membawa Sang Putri di atas punggungnya ke arah sungai Deli hingga menembus Selat Malaka. Konon, kini mereka menghuni negeri bawah laut sekitar selat.
7. Misteri Meriam Puntung Istana Maimun
Meriam Puntung atau yang dalam bahasa Karo sering disebut dengan Meriam Buntung, merupakan jelmaan dari adik Putri Hijau. Akibat tembakannya yang terus-menerus, meriam ini terpecah dua hingga akhirnya bagian depan ditemukan di daerah Surbakti, dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke Istana Maimun.
8. Misteri Pecahan Meriam Puntung
Konon, meriam yang terpental ke daerah Surbakti ditemukan dalam pecahan-pecahan. Pecahan meriam tersebut kini di simpan dalam ruangan 6×6 meter ditutupi dengan kain putih yang disebut dengan ‘Uis Dagangen’. Kain putih ini diberikan oleh peziarah yang ‘berdoa’.
9. Misteri Ritual Memanggil Arwah Meriam Puntung
Konon, penyimpanan pecahan meriam dalam ruangan ini disebabkan karena dahulu pernah terjadi pencurian terhadap pecahan. Pencurinya adalah salah satu dukun sakti di desa tersebut. Menurut pengakuannya, pecahan meriam tersebut dapat digunakan dalam ritual memanggil arwah leluhur.
10. Misteri Gulungan Rambut Putri Istana Maimun
Konon, masyarakat Desa Seberaya memiliki satu bukti keberadaan Putri Hijau. Disana tersimpan sebuah gulungan rambut. Mereka percaya bahwa gulungan rambut tersebut milik dari Sang Putri. Gulungan yang hanya segenggam ketika diurai akan menjadi panjang.
Berawal dari cerita bahwa Meriam Puntung merupakan jelmaan dari adik Putri Hijau, ternyata di masa kini meriam tersebut masih memiliki sisa-sisa kesaktian. Salah satunya adalah kejadian berpindahnya meriam dari posisi semula. Hingga pada akhirnya, ditemukan di Sungai Deli yang merupakan pertama kalinya sebagian pecahan meriam tersebut terlontar.
Sediakan sewa pakaian adat dan live musik Melayu
Rupanya, selain banyak tersimpan benda-benda bersejarah milik Raja Sultan, di Istana Maimun ini juga tersedia perlengkapan pakaian adat dan selalu menampilkan Live Musik Melayu setiap harinya. Bukan itu saja, ada juga penjualan souvenir khas Kota Medan.
Hal tersebut dibenarkan oleh Tengku Muhammad Dicky selaku Kepala Bidang SDM Yayasan Sultan Ma'moen Al-Rasyid Perkasa Alamsyah ketika ditemui wartawan pada Kamis (14/2).
Menurut data yang dimiliki Dicky, bahwa para pengunjung Istana Maimun setiap hari selalu ada. Namun pengunjung akan meningkat/padat pada awal bulan. Tiket masuk ke Istana Maimun ini juga relatif murah yaitu Rp 5000 bagi umum dan Rp 3000 bagi para pelajar...
Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya !!!
Baca Juga :
Komentar
Posting Komentar