INIHANTU - KISAH MISTERI URBAN LEGEND KOTA KEDIRI
KISAH MISTERI URBAN LEGEND KOTA KEDIRI
INIHANTU | KISAH MISTERI URBAN LEGEND KOTA KEDIRI | Beragam destinasi wisata bisa kamu temukan dengan mudah di Jawa Timur. Salah satu kota yang menyimpan tempat wisata menarik adalah Kediri. Kamu bisa menjelajahi pegunungan, situs bersejarah, dan monumen indah di sini.
Terdapat pula beberapa destinasi yang selalu lekat dengan cerita angkernya. Buat kamu yang tertarik berwisata horor di Kediri, berikut rekomendasi beberapa tempat yang bisa kamu kunjungi, seperti dilansir dari berbagai sumber.
Bila kamu pernah mengunjungi Kota Kediri, pasti pernah melintasi kawasan Ringin Sirah. Kawasan ini terletak di pusat kota, persis di perempatan Jl. Hayam Wuruk - Jl. Joyoboyo. Tepatnya di sebelah selatan Kediri Mall/Sri Ratu. Di lokasi ini, terdapat sebuah lapangan yang cukup luas (kini, lapangan tersebut oleh warga Kota Kediri sering disebut Lapangan Joyoboyo), dan di lapangan itu terdapat pohon beringin dengan ukuran cukup besar (sampai sekarang ini pohon beringinnya masih ada dan bisa dilihat). Meski berada dipusat keramaian, persis di depan Joyoboyo Trade Centre, namun lapangan ini menyimpan sebuah misteri ,terkait legenda Ringin Sirah.
Bukan tanpa sebab kawasan itu bernama Ringin Sirah, karena menurut keyakinan turun-temurun warga kota maupun warga kabupaten Kediri, lapangan itu memang terkait erat dengan sebuah kisah tentang "sirah" atau kepala.
Menurut cerita "wong tuwo-tuwo mbiyen" (orang tua-tua dahulu), di lapangan itulah makam seorang tokoh legendaris Kediri berjuluk "Maling Gentiri". Maling Gentiri memang sosok maling budiman di zaman Kediri kuno. Maling Gentiri merupakan tokoh pencuri yang memiliki kesaktian "sundul langit" alias sakti mandraguna. Tapi karir Maling Gentiri dibidang mencuri, bukan semata-mata demi kepentingannya sendiri, melainkan hasilnya dibagikan pada warga miskin. Ia merampok harta orang kaya, lalu diberikan pada orang "kere" (miskin).
Tentunya kiprah Maling Gentiri ini disukai oleh orang miskin dan dibenci orang kaya (konglomerat) waktu itu. Para konglomerat berupaya sekuat tenaga menangkap hidup-hidup atau mati Maling Gentiri. Merekapun menjadikan Maling Gentiri sebagai buronan yang paling dicari. Akan tetapi kesaktian Maling Gentiri membuat para konglomerat itu "keder" (takut). Karena meskipun Maling Gentiri berkali-kali tertangkap, tidak pernah bisa dibunuh/mati. Maklumlah saja, Maling Gentiri memiliki aji pancasona, sebuah ilmu kadigdayan yang memungkinkan pemiliknya hidup kembali meski berkali-kali dibunuh, dengan syarat raganya tetap menyatu dan darahnya tidak menyentuh tanah.
Singkat cerita, para konglomerat yang ingin menamatkan riwayat Maling Gentiri, akhirnya menemukan titik kelemahan sang pendekar. Ketika Maling Gentiri tertangkap untuk kesekian kalinya, tubuh pencuri budiman itu lalu dipotong-potong dan dikubur terpisah di beberapa tempat untuk menghindari dia hidup kembali. Dan bagian kepalanya itulah, yang diyakini warga Kediri dikubur di kawasan Lapangan Joyoboyo dibawah pohon beringin. Sehingga kawasan ini disebut Ringinsirah. Ringin berarti Pohon Beringin, sedangkan Sirah adalah kepala manusia.
Sampai sekarang ini pun, kawasan itu masih dipercaya sebagai kawasan yang "wingit" (angker). Sehingga meski telah bersentuhan dengan suasana modern lingkungan sekitarnya, tetapi kawasan itu tetap dikeramatkan oleh sebagian warga Kediri dan menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka.
Iulah sedikit cerita Kediri kuno mengenai Ringin Sirah yang mulai asing bagi kita sebagai warga Kediri.
2. Buaya Putih Di Sungai Brantas
Cerita tutur tentang keberadaan buaya putih di aliran Sungai Brantas sejak zaman kerajaan kuno Kediri hingga sekarang masih saja menjadi misteri yang tak terpecahkan. Sebab sungai yang digunakan sebagai lalu lintas air sejak masa Empu Sindok pada masa Mataram Hindu selalu minta korban nyawa manusia.
Berulang kali orang tiba-tiba kalap di sungai yang pernah ditumbali oleh Mpu Baradah saat memecah Kerajaan Kahuripan menjadi dua yakni Kerajaan Panjalu dan Jenggala sekitar tahun 1009.
Dan yang terakhir, yang menjadi 'tumbal' Sungai Brantas Kediri adalah dua bocah bernama Deny Kurniawan (12) dan Dwi (11), warga Kelurahan Balowerti, Kecamatan Kota, Kediri pada 20 September 2011 lalu. Keduanya tiba-tiba terbawa arus di areal pembangunan proyek Jembatan Brawijaya Kediri yang difungsikan sebagai pengganti jembatan lama yang pada 18 Maret nanti berusia 144 tahun.
Cerita tentang penunggu buaya putih ini juga banyak diceritakan di catatan Belanda ketika awal-awal pembangunan proyek jembatan lama Kediri sekitar tahun 1836-876.
"Dalam catatan Belanda memang disebutkan bahwa ada buaya putih penunggu jembatan yang dibangun oleh kolonial Belanda," kata Olivier Johanes, pengamat sejarah Indonesia dari Belanda dalam tulisan yang di tulisnya kepada grup Pelestari Sejarah dan Budaya Kediri (PASAK).
Tidak hanya di sekitar jembatan lama Kediri, ada yang lebih misterius lagi soal buaya putih yang berada di aliran Sungai Brantas wilayah Kecamatan Kras Kabupaten Kediri yang dikenal dengan sebutan 'Badug Seketi'.
Badug Seketi dianggap tempat yang sangat wingit dan angker di daerah Kecamatan Kras. Dari cerita tutur masyarakat setempat, si buaya putih dulu awalnya bersahabat dengan penduduk sekitar. Setiap kali penduduk hajatan dan minta tolong kepada si buaya putih kebutuhan hajatan itu selalu disediakan.
Kebutuhan yang disediakan itu antara lain, peralatan dapur seperti piring, sendok dan peralatan pecah belah yang lainnya.
"Cerita kerjasama antara penghuni Sungai Brantas dengan masyarakat itu terjadi hingga sekitar tahun 1970 an. Karena keserakahan, penduduk yang sengaja menyembunyikan peralatan yang dipinjamkan tersebut, berakhir pulalah hubungan antara si buaya putih dengan warga sekitar," kata Abdul Kholik warga Desa Seketi Kecamatan Kras, pada www.merdeka.com, Sabtu (2/3).
3. Pohon Misteri di Desa Joho Kabupaten Kediri
Banyak cerita misteri ketika pohon Bulu di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Dusun Joho, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri roboh kemudian berdiri kembali. Diantaranya dialami oleh penggergaji pohon ratusan tahun itu. Saat itu Roni bermimpi didatangi oleh seorang pria tua berjenggot. Dia mengenakan pakaian serba putih. Pria itu berkata, Le, saya mau kembali lagi,” ujar Roni warga setempat menirukan cerita tukang gergaji kayu.
Tukang gergaji pohon Bulu di Makam Joho terdiri empat orang. Mereka berasal dari daerah Tempurejo, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Keempatnya sengaja dipanggil oleh pengurus makam untuk menggerganji pohon yang tumbang.
Selama menggerjaji, keempatnya mengaku, sering mengalami hal-hal ganjil. Diantaranya, mesin gergaji kerap macet, dan mata gergajinya putus. Selain itu, ada salah seorang tukang gerganji yang tiba-tiba terlempar dan terjatuh hingga merintih kesakitan. Para penggergaji kini merasa ketakutan. Sebab, kayu dari Pohon Bulu sudah dipotong-potong dan dijual. Masyarakat sekitar berniat menggunakan hasil penjualan kayu senilai Rp 2,5 juta untuk memperbaiki kerusakan pagar di sekeliling makam akibat tertimpa pohon.
Pengalaman misteri lainnya dialami oleh Zaenuri, warga setempat yang kini tinggal di Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Malam hari setelah pohon Bulu tumbang, dia mengaku, tidak dapat tidur. Pikirannya terus tertuju ke pohon Bulu. “Makam bapak saya Kasmuji dan kerabat saya pak Mujito ikut terangkat bersama robohnya Pohon Bulu. Kerangkanya terangkat oleh akar pohon. Saya tidak tidur. Di rumah rasanya panas sekali. Entah kenapa pikiran saya terus tertuju ke pohon itu,” kenang Zaenuri. Pohon Bulu yang roboh akibat tersapu angin kini kembali berdiri kokoh. Masyarakat sekitar menganggap kejadian itu sangat aneh. Sejak pohon itu berdiri, makam Desa Joho tidak pernah lengang. Banyak masyarakat berdatangan.
Bukan hanya dari warga setempat, tetapi masyarakat yang hendak pergi ke Monumen Simpang Lima (SLG) Kediri berbelok tujuan. Maklum, lokasi makam tidak terpaut jauh dari monumen Simpang Lima Gumul. Selain itu, para pelajar yang masih mengenakan pakaian juga datang untuk melihat.
Masyarakat setempat membuka lahan parkir baru di sekitar makam. Namun, mereka tidak memasang tarif parkir. Masyarakat hanya menyediakan kaleng yang ditaruh ditepi jalan. Sehingga pendatang mengisi kotak dengan sesuka hatinya.
Bagi masyarakat Ds. Badal Pandean Kec Ngadiluwih KEDIRI, tentunya tidak asing lagi dengan sosok cewek cantik yang bernama Farida. Sosok cewek cantik yang anggun nan seksi dan bersikap ramah dan santun, sering memikat hati kaum pemuda yang memandangnya. pernah suatu ketika seorang pemuda berjumpa di jalan, diminta untuk mengantarkan pulang ke rumahnya, dengan rasa bangga dan hati berbunga – bunga, di antarkanlah sang cewek cantik itu pulang kerumahnya. namun sesampai di rumahnya alangkah terkejutnya pemuda itu setelah menyadari rumahnya Farida bukanlah layaknya rumah manusia pada umumnya. namun lokasi pemakaman umum (kuburan Jaten).
Dan kejadian yang demikian itu tidak terjadi hanya sekali maupun dua kali. Bahkan menurut kesaksian masyarakat desa Badal pernah juga rombongan keluarga dari Jakarta datang ke desa Badal mencari Farida dan keluarganya dengan maksud akan melamar Farida. karena anak lelakinya kenal Farida di Jakarta, dan diberi alamat lengkap oleh Farida. Alangkah terkejutnya setelah rombongan keluarga dari Jakarta itu sesampai di desa Badal dan diberi tahu dan diberi pengertian warga desa setempat bahwa Farida bukanlah bangsa manusia, namun sosok makluk halus yang menghuni lokasi pemakaman umum (kuburan Jaten).
Farida juga sering menampakkan diri naik vespa warna putih, terkadang naik mobil sedan warna putih, berpakaian warna putih, pakai ikat rambut (pita) putih, namun bagi masyarakat setempat sudah hafal kalau itu Farida. beberapa warga desa Badal pernah juga tiba – tiba diantar bahan material bangunan rumah, maupun perkakas rumahtangga, sehubungan tidak merasa membeli dan setelah di cek pada nota bon yang membelikan adalah Farida, akirnya ya takut juga dan tidak diterima. meskipun telah dibayar lunas di tokonya, oleh Farida.
Karena keanehan itulah pernah juga sebuah stasiun TV swasta datang ingin meliput lokasinya, namun aneh bin ajaib karena gambar lokasinya sama sekali tidak bisa nampak, yang nampak dilayar hanya hitam gelap. Juga pernah dari media cetak mau meliput di lokasi itu, namun karena terjadi sesuatu hal, diurungkan niatnya, daripada berdampak bahaya bagi yang meliputnya. didasari ketertarikan terhadap kejadian yang aneh itu, dan juga atas permintaan dari para pembaca Tabloid GLOBAL PLUS yang telah menghubungi redaksi, Team mysteri dari GLOBAL PLUS mendatangi lokasi yang di pandu langsung oleh Whisnu murti yang sudah terbiasa memasuki dunia gaib, untuk mengungkap kebenarannya.
Setelah Whisnu murti memasuki alam gaib menuturkan bahwa di tempat itu memang ada sosok cewek yang lumayan cakep yang biasa mengaku bernama Farida. namun sesungguhnya nama aslinya bukan Farida. tetapi atas permintaan Farida agar nama aslinya itu dirahasiakan. Dia menempati pada sebuah rumah tua yang cukup besar dan terkesan agak angker bersama sosok lelaki tua yang diakui sebagai kakeknya yang mengasuh Farida. sosok lelaki tua itu mengaku bernama Wongso dan Farida dulu berasal dari wilayah Tawangmangu Jawa tengah. dan saat ini juga sering berdomisili di Tawangmangu Jawa tengah.
Menurut pengakuan Farida kepada Whisnu murti, dia juga tidak pernah berbuat jahat atau mencelakakan manusia, bahkan dia juga biasa niat menolong manusia membelikan sesuatu kepada manusia yang dikehendakinya. meskipun pada akhirnya manusianya yang pada takut karena salah memahaminya. Dan sekarang Farida juga sudah jarang menampakkan diri kepada manusia daripada nanti dianggap menyesatkan manusia.
Kenapa roh gaib yang berdomisili pada alam gaib kok bisa nampak dilihat oleh mata telanjang manusia, bahkan bisa bergaul dengan manusia. menurut Whisnu murti itu hal yang wajar dan biasa dilakukan oleh roh yang berdomisili pada alam gaib yang dimensinya paling dekat dengan alamnya manusia. meskipun dia tidak mempunyai materi atau badan daging layaknya manusia. Roh yang biasanya masih suka menampakkan diri kepada manusia, juga didasari tendensi yang berbeda – beda pula.
Ada yang didasari niat jahat kepada manusia, karena pada dasarnya pribadinya memang jahat, ada juga yang sebatas ingin bergaul dengan manusia. namun sehubungan bukan manusia dan tidak mempunyai badan daging layaknya manusia, kebanyakan manusia yang diajak bergaul ngacir bulu kuduknya mendingan kabur. menurut Whisnu murti yang disebut alam gaib itu sebenarnya juga terbagi dari beberapa macam tingkatan.
Berdasarkan tingkatan itu penghuninya juga berbeda jenis maupun karakter serta kemampuannya. sehingga tidaklah benar jika ada orang yang komentar roh yang tidak kelihatan oleh mata telanjang itu semuanya pasti setan. karena Malaekat juga tidak bisa dilihat oleh mata telanjang manusia, apakah itu setan? bahkan gusti Allah juga tidak nampak oleh mata telanjang manusia, apakah itu juga setan? disinilah yang kadang belum dipahami sepenuhnya oleh sebagian orang. sehingga terjadi salah penafsiran.
Pada lokasi tempat pemakaman umum (kuburan Jaten) memang nampak agak mistis apalagi masih adanya pohon – pohon besar yang terkesan serem kayak hutan rimba. Namun pada sisilain alam ditempat itu juga ditempati roh yang mengaku namanya Wongso yang juga memelihara berbagai hewan yang mengerikan. namun kita sebagai manusia jangan salah arti menafsiri suatu lokasi ataupun tempat yang mungkin dianggap angker, ini yang menguasai mbah A atau mbah B. karena dimanapun tempat di atas bumi di bawah langit dan dimanapun juga, yang kelihatan oleh mata maupun yang tidak kelihatan oleh mata manusia adalah miliknya Allah dan dikuasai oleh Allah yang telah berkarya dan menciptakannya. disinilah membuktikan bahwa Allah itu memang MAHA KUASA. Yang kekuasaannya susah diukur dengan kemampuan manusia.
5. Misteri Penemuan Patung Lembu Suro
Gunung kelud seakan tidak ada habisnya menggemparkan masyarakat dan kali ini sebuah misteri baru kembali terjadi pada gunung yang meletus pada hari jumat-14-02-2014 yang lalu. Setelah erupsi gunung kelud yang berimbas pada kota - kota besar di jawa, Kali ini gunung kelud memunculkan sebuah fenomena misteri yaitu munculnya sebuah patung yang diyakini patung tesebut adalah gambaran dari penunggu gunung kelud yaitu Patung Lembu Suro.
Patung ini ditemukan di sebuah wilayah di gunung kelud yang menurut kabar berada di lereng gunung kerinci atau orang blitar menyebutnya denga gunung gedang yaitu semping dari gunung kelud bagian blitar. Menurut legenda masarakat sekitar gunung kelud Lembu Suro Dan Mahesa Suro merupakan penunggu gunung kelud. Untuk sejarah tentang gunung kelud silahkan anda cari di Google. Dibawah ini adalah gambar patung lembu suro yang muncul setelah erupsi gunung kelud kemarin.
Setelah pemberitaan yang menghebohkan tersebut kami datang sendiri untuk memastikan kebenaran berita ini. Memang benar adanya patung yang menyerupai kerbau ini dan berada tepat di lereng gunung kelud bagian blitar tepatnya di gunung gedang, akan tetapi setelah kami mendekati patung ternyata patung ini bukanlah peninggalan kerajaan masa lalu.
Patung yang diyakini oleh warga sekitar sebagai patung lembu suro ini diperkirakan oleh warga sekitar sudah ada sejak tahun 1980 an yang menurut mereka patung ini dibuat oleh perhutani untuk membatasi area atau kawasan yang pohonya boleh di tebang dan yang tidak. Mungkin sebelum erupsi kemarin jarang orang yang datang kesini atau mungkin patung ini tertutup oleh semak belukar akan tetapi yang jelas patung lembu suro ini adalah murni buatan manusia modern. Dilokasi memang ada dua patung dan patung yang satunya berada dibawah lokasi patung lembusuro yang tebesar.
Tapi bila anda memang ingin mengunjungi lokasi ini anda akan disuguhi pemandangan indah bekas erupsi gunung kelud pada bulan februari kemarin. Percaya tida percaya patung ini merupakan batas antara hutan yang terkena abu panas gunung kelud dengan yang tidak terkena abu panas. Di bagian sebelah kanan patung dilihat dari foto patung di atas adalah yang tidak terkena awan atau abu panas jadi pepohonannya masih terlihat segar, Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar di bawah ini.
Perbedaan yang sangat jelas sekali. Dibagian pojok kanan atas dari foto di atas adalah gunung kelud. Jika anda naik sedikit dari lokasi ini anda akan melihat pemandangan yang sangat luar biasa dari bekas letusan gunung kelud kemarin. Untuk mencapai lokasi ini disarankan untuk tidak membawa mobil karena mobil hanya bisa masuk sampai tengah jalan saja. Untuk meneruskan ke atas anda perlu mengguanakan kendaraan roda 2. Dan pastinya karena ini wisata dadakan harga yang ditawarkan oleh tukang ojek dadakan untuk mengantar sampai atas lokasi juga lumayan mahal. kami sedikit mengorek informasi untuk tarif ojeknya adalah sekitar 50 rb per orang pulang pergi. Tinggal tergantung bagaimana anda pintar - pintar menawar....
Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya !!!
Baca Juga :
Komentar
Posting Komentar