INIHANTU - KISAH MISTERI BUAYA PUTIH PENUNGGU SUNGAI BRANTAS KEDIRI

KISAH MISTERI BUAYA PUTIH PENUNGGU SUNGAI BRANTAS KEDIRI

INIHANTU | KISAH MISTERI BUAYA PUTIH PENUNGGU SUNGAI BRANTAS KEDIRI | Misteri yang menyelimuti Kota Kediri seperti tidak ada habisnya. Entah kenapa kota ini dikenal wingit ditakuti oleh banyak orang termasuk presiden. Salah satu mistrei yang hingga kini belum terpecahkan adalah tentang keberadaan buaya putih di Sungai Brantas.

Sejak dulu Sungai Brantas digunakan sebagai lalu lintas air sejak masa Empu Sindok pada masa Mataram Hindu yang konon selalu minta korban nyawa manusia. Berulang kali orang tiba-tiba kalap di sungai yang pernah ditumbali oleh Mpu Baradah saat memecah Kerajaan Kahuripan menjadi dua, yakni Kerajaan Panjalu dan Jenggala sekitar tahun 1009.

Dan yang terakhir, yang menjadi 'tumbal' Sungai Brantas Kediri adalah dua bocah bernama Deny Kurniawan (12) dan Dwi (11), warga Kelurahan Balowerti, Kecamatan Kota, Kediri pada 20 September 2011 lalu. Keduanya tiba-tiba terbawa arus di areal pembangunan proyek Jembatan Brawijaya Kediri yang difungsikan sebagai pengganti jembatan lama yang pada 18 Maret nanti berusia 144 tahun.

Pada era kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Jawa, Sungai Brantas menjadi lalu lintas perdagangan dunia. Sungai Brantas memiliki panjang sungai utama 320 km dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 11.800 km² atau seperempat dari total luas keseluruhan Provinsi Jawa Timur. Kawasan DAS ini telah lama dimanfaatkan sebagai area pertanian sejak abad ke-8.

Badug Seketi dianggap tempat yang sangat wingit dan angker di daerah Kecamatan Kras. Dari cerita tutur masyarakat setempat, si buaya putih dulu awalnya bersahabat dengan penduduk sekitar. Setiap kali penduduk hajatan dan minta tolong kepada si buaya putih kebutuhan hajatan itu selalu disediakan.

Kabarnya buaya putih itu berada di sekitar jembatan lama Kota Kediri. Bahkan karena wingitnya, konon tidak ada satupun presiden Indonesia yang berani menyebarangi jembatan di tengah kota tahu tersebut.

Penampakan buaya di Sungai Brantas wilayah Kediri belakangan ini cukup menarik perhatian masyarakat. Bahkan, ada yang mengkait-kaitkan dengan sebuah legenda buaya putih pada masa kerjaan kuno di Bumi Panji ini.

Legenda buaya putih begitu kental pada masyarakat derah Kediri. Menurut cerita buaya itu merupakan makhluk gaib yang menunggu Sungai Brantas yang cuma memperlihatkan wujudnya hanya pada orang tertentu saja.

Cerita buaya putih di Sungai Brantas sendiri masih menjadi misteri. Sungai yang digunakan sebagai lalu lintas air sejak masa Empu Sindok pada masa Mataram Hindu tersebut selalu minta korban nyawa manusia. Berulang kali orang tiba-tiba kalap di sungai.

“Cerita tentang penunggu buaya putih ini juga banyak diceritakan di catatan Belanda ketika awal-awal pembangunan proyek jembatan lama Kediri sekitar tahun 1836-876. Dalam catatan Belanda memang disebutkan bahwa ada buaya putih penunggu jembatan yang dibangun oleh kolonial Belanda,” kata Imam Mubarok Muslim, pegiat budaya Kediri, Kamis (6/2/2020).

Buaya itu sebenarnya secara alami memang tergolong sebagai makhluk hidup yang lumayan dikramatkan. Terkhusus dari seekor buaya putih. Buaya putih terkenal bukan hanya sebagai salah satu jenis reptil berukuran raksasa yang habitatnya berada di sungai saja, tetapi tak sedikit dari mereka yang menyebut buaya putih sebuah perwujudan seorang siluman.

Legenda buaya putih di Sungai Brantas Kediri dipercayai berada di sekitar Jembatan Lama Kediri. Tetapi menurut Gus Barok, panggilan akrab Dosen Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Tribrakti (IAIT) Kediri ini, yang lebih misterius lagi soal buaya putih yang berada di aliran Sungai Brantas wilayah Kecamatan Kras Kabupaten Kediri yang dikenal dengan sebutan ‘Badug Seketi’.

Badug Seketi dianggap tempat yang sangat wingit dan angker di daerah Kecamatan Kras. Dari cerita tutur masyarakat setempat, si buaya putih dulu awalnya bersahabat dengan penduduk sekitar. Setiap kali penduduk hajatan dan minta tolong kepada si buaya putih kebutuhan hajatan itu selalu disediakan. Kebutuhan yang disediakan itu antara lain, peralatan dapur seperti piring, sendok dan peralatan pecah belah yang lainnya.

“Cerita kerjasama antara penghuni Sungai Brantas dengan masyarakat itu terjadi hingga sekitar tahun 1970 an. Karena keserakahan, penduduk yang sengaja menyembunyikan peralatan yang dipinjamkan tersebut, berakhir pulalah hubungan antara si buaya putih dengan warga sekitar,” beber Gus Barok yang sempat mewawancarai Abdul Kholik, salah seorang warga Desa Seketi itu.

Kerajaan Ratu Buaya Putih

Banyak film-film lama bergenre horror yang mengangkat tema tentang misteri buaya putih. Tak banyak yang tahu, ternyata kisah ngeri tersebut diangkat dari cerita rakyat di Sungai Brantas. Sejak lama banyak korban nyawa yang terpaksa harus ditumbalkan untuk meredam amarah dari sang Ratu Buaya Putih. Pada tahun 1009, Mpu Baradah berulang kali tercatat menumbalkan manusia saat memecah Kerajaan Kahuripan menjadi Kerajaan Panjalu dan Kerajaan Jenggala.

Cerita tentang keberadaan buaya putih juga ditemukan dalam tulisan-tulisan yang ditinggalkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada rentang waktu 1836-1876. Saat itu, pembangunan jembatan lama yang membelah Sungai Brantas di Kediri mengalami kendala. Namun setelah tumbal dijatuhkan pembangunan akhirnya dapat diteruskan dan selesai.

Terdapat cerita tentang sosok buaya putih bernama Badug Seketi di Kecamatan Kras Kediri. Awalnya dahulu Badung Seketi berhubungan baik dengan penduduk. Setiap kali ada hajatan, penduduk selalu meminta keperluannya dipenuhi oleh sang Badung Seketi. Konon hubungan baik masih terus terjadi hingga tahun 1970an.

Harta Karun Tersembunyi

Sejak berabad-abad lalu, Sungai Brantas menjadi jalur tranportasi untuk lalu lintas kapal-kapal perdagangan dan peperangan. Banyak pelabuhan berdiri di sepanjang aliran sungainya untuk mengakomodir kapal-kapal saudagar dari luar Pulau Jawa. Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, Mataram dan VOC pernah sekali menyerang Istana Trunojoyo di Kediri melalui jalur air yang berakibat pada karamnya salah satu kapal di Sungai Brantas.

Tak sedikit kapal-kapal besar lainnya yang karam di Sungai Brantas dan menenggelamkan semua harta benda yang dibawanya. Kejadian-kejadian tragis di masa lalu kemudian menjadi berkah pagi para penambang emas. Tak jarang mereka menemukan berbagai koin emas dan barang berharga lainnya yang diprediksi berasal dari kapal yang karam.

Benar atau tidaknya tentang buaya putih itu yang jelas cerita itu masih lestari. Masyarakat banyak yang tidak berani macam-macam dengan Sungai Brantas karena takut terkena musibah. Tetapi ada juga yang tidak percaya dan menganggap sebagai mitos belaka.

Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya !!!

SUMBER : JATIM SUARA

Baca Juga : 

MISTERI HANTU KOI PHI KONG

Untuk Informasi Lebih Lanjut Hubungi:
TELEGRAM : +855 858 498 13
WHATSAPPS : +855 858 498 13



Komentar

Postingan populer dari blog ini

INIHANTU - KISAH MISTERI DAN LEGENDA SRIGATI NGAWI

INIHANTU - KISAH HOROR LEGENDARIS SMA TUGU MALANG

INIHANTU - MITOS DAN MISTERI KUDA KEPANG