INIHANTU - MISTERI LEGENDA BATU RAKSASA SEMAR BOJONEGORO

MISTERI LEGENDA BATU RAKSASA SEMAR BOJONEGORO

INIHANTU | MISTERI LEGENDA BATU RAKSASA SEMAR BOJONEGORO | Di Kabupaten Wonogiri terdapat sebuah batu raksasa yang dikenal sebagai Plintheng Semar. Batu raksasa yang berada di dekat pohon asam itu diameternya tak cukup jika dirangkul tiga orang dewasa.

Lokasi Plintheng Semar masuk kawasan Taman Selopadi di sisi barat Jl. Ahmad Yani tak jauh dari perempatan Ponten pusat kota Wonogiri. Berjarak kurang lebih 10 meter dari batu raksasa itu berdiri patung semar berposisi agak membungkuk dengan jari tangan kanan menunjuk ke timur atau ke arah jalan raya dan tangan kiri disandarkan di pinggul belakang.

Namun, tak banyak orang mengetahui cerita yang melatarbelakangi penamaan Plintheng Semar. Plintheng dalam bahasa Indonesia berarti ketapel atau alat pelontar batu atau sejenisnya. Sedangkan Semar adalah tokoh pewayangan yang juga bapak dari tiga anaknya, yakni Bagong, Petruk, dan Gareng yang lazim disebut Punakawan.

Kasi Seni Budaya Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Wonogiri, Eko Sunarsono, menyampaikan ada sejumlah versi cerita yang melatarbelakangi terciptanya Plintheng Semar. Salah satu versi mengisahkan jauh sebelum Wali Sanga ada di tanah Jawa konon ada seorang pemuka agama Islam dari Persia yang menyebarkan ajaran Islam bernama Syeh Subakir.

Namun, Ki Bodronoyo yang tak lain adalah Semar tak rela Syeh Subakir mengislamkan Jawa. Menurut Ki Bodronoyo masyarakat Jawa sudah tenteram dengan segala kebudayaannya.

“Sampai akhirnya Syeh Subakir dan Ki Bodronoyo bertarung sengit. Kekuatan mereka imbang. Ki Bodronoyo hingga harus mengeluarkan senjata plintheng tapi tak membuat musuhnya terluka. Peluru plintheng yang dilontarkan jatuh di lokasi sekarang itu. Lalu suatu ketika Ki Bodronoyo tak melarang Syeh Subakir mengislamkan Jawa tapi tak boleh memaksa,” urai Eko kepada solopos.com, beberapa waktu lalu.

Versi lain diceritakan Semar yang merupakan dewa bersama tiga anaknya menjaga Pandawa saat bermeditasi di Grojogan Sewu, Tawangmangu (Kabupaten Karanganyar). Lalu muncul raksasa yang ingin memakan Pandawa.

Semar yang mengetahui hal itu berusaha melindungi Pandawa. Keduanya akhirnya berperang. Raksasa ternyata sangat sakti. Semar menggunakan senjata kentutnya, tapi tak mempan. Akhirnya semar membuat plintheng sakti. Dengan plintheng itu raksasa kalang kabut.

Sampai akhirnya peluru plintheng yang berukuran tiga kali gajah mengenai raksasa hingga akhirnya mati. Peluru tersebut terjatuh di tempatnya yang sekarang dikenal sebagai Plintheng Semar.

“Plintheng Semar bisa dimaknai sebagai paku Wonogiri. Paku itu lambang keyakinan, prisip, dan keteguhan yang kuat,” ulas Eko.

Ada Cerita Lain Mengenai Legenda Batu Raksana Semar DiDepan Pendopo Kabupaten Bojonegoro

Sebuah batu raksasa ditanam di depan Pendopo Kabupaten Bojonegoro dan menyimpan sejuta misteri. Yang pasti, batu yang dijuluki Batu Semar itu kini menjadi daya tarik untuk wisatawan

Di akhir pekan atau hari libur, selalu ada warga yang mengunjungi batu yang beratnya juga simpang siur. Ada yang menyebut 80 Ton, namun ada pula yang menaksir 200 ton itu.

Tak ketinggalan, mereka berfoto ria hingga selfie berlatar belakang batu yang menghiasi sisi timur Alun-alun Bojonegoro itu. Batu istimewa ini memiliki ukuran panjang kurang lebih 4 meter, lebar 4 meter dan tinggi 3 meter.

Yang pasti Bupati Suyoto yang juga politisi PAN ini menyimpan alasan khusus 'berani' memboyong batu raksasa dari kawasan hutan di Dusun Bendotan, Desa Krondonan, Kecamatan Gondang.

Suyoto sebelumnya sempat mengatakan, bahwa batu yang dinamai Semar itu akan digunakan sebagai prasasti Alun-alun sebagai simbol "Tekad untuk Terus Berkarya

Untuk memboyongnya, dikerahkan alat berat dan kendaraan trailer. Informasi yang dihimpun, beredar kepercayaan di masyarakat asal batu berada bahwa bentuknya menyerupai dengan tokoh wayang Semar.

Bahkan, informasi yang belum bisa dikonfirmasi kebenarannya jika batu tersebut konon memiliki hubungan spiritual dengan 'penguasa' Gunung Pandan, yakni Eyang Gendro Sari, yang tak jauh dari lokasi asal batu.

"Informasi batu itu terlontar dari Gunung Pandan begitu. Tapi saya juga tidak tahu pasti," kata seorang pedagang pentol yang berdagang tak jauh dari Pendopo Kabupaten Bojonegoro, Minggu (5/4/2015).

Di tengah kontroversi prasasti berupa batu raksasa itu, yang pasti sekarang ini warga 'Kota Minyak' Bojonegoro setiap hari bisa menyaksikan sang batu.

Keberadaan Batu Semar ini juga melengkapi taman Alun-alun Bojonegoro yang sudah rindang serta asri. Warga juga tak sedikit yang berlibur bersama anak-anaknya.

"Lumayanlah, tamannya bagus dan ada sarana bermain untuk anak-anak. Mau ke mana lagi wisata di Bojonegoro kalau nggak di alun-alun ini," kata Yanti, wisatawan lokal dari Kecamatan Kapas usai jeprat-jepret di depan batu.

Yanti berharap pemerintah Bojonegoro membangun banyak tempat-tempat wisata agar bisa menjadi tujuan wisatawan dari berbagai kota di luar Bojonegoro.

"Sekarang kan bisa dibilang Bojonegoro tidak punya tempat wisata, kalah dengan Lamongan dan Tuban," tambah Yanti....

Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya !!!

SUMBERSOLOPOS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INIHANTU - KISAH MISTERI DAN LEGENDA SRIGATI NGAWI

INIHANTU - KISAH HOROR LEGENDARIS SMA TUGU MALANG

INIHANTU - MITOS DAN MISTERI KUDA KEPANG