INIHANTU - KISAH PENGALAMAN MISTERI WISMA ERNI, MALANG
KISAH PENGALAMAN MISTERI WISMA ERNI, MALANG
INIHANTU | KISAH PENGALAMAN MISTERI WISMA ERNI, MALANG | Di Kutip dari KUMPARAN. Hujan turun lebat di Lawang, Kabupaten Malang, Sabtu siang (13/4). Bangunan tua nan kusam yang berada di sebuah bukit di kecamatan paling utara di Kabupaten Malang itu, terlihat masih kokoh berdiri
Dari depan pintu, bangunan tua itu terlihat sepi. Namun, ketika wartawan Tugu Malang memasuki bangunan dua lantai itu, ada sekitar enam orang pekerja yang hilir mudik. Beberapa anak-anak sedang main bola di dalam bangunan tersebut.
Ya, bangunan itu adalah Wisma Erni yang kini disulap menjadi Pondok Pesantren Shidiqiyah.
"Kalau sekarang masih belum ada santrinya, masih proses dibangun,” kata Handoyo (50 tahun), seorang pekerja, Sabtu (13/4).
Keberadaan Wisma Erni memang cukup terkenal warga Malang Raya. Wisma ini sejak sekitar 1996 silam memang tidak berpenghuni. Karena tidak berpenghuni inilah, wisma ini disinyalir angker dan menyeramkan. Ada banyak versi tentang penyebab keangkeran wisma tua tersebut.
Versi pertama adalah Wisma Erni angker karena pemilik wisma yang bernama Erni dahulu kala dibantai di wisma tersebut. Ada juga yang menyebut kalau Erni bunuh diri di wisma ini.
Sementara itu, beberapa orang diketahui memiliki pengalaman spiritual mengenai Wisma Erni. Seperti si penyewa wisma yang sering kesurupan, air menyala sendiri, genteng terjatuh, dan lain-lain. Saat dikonfirmasi tentang keangkeran itu, Handoyo tidak mengelak
"Dua tahun lalu saat saya awal-awal di tempat ini, saya melihat bara api, sekali itu saja mengalami. Sekarang tidak pernah, meski saya tidur sendirian di vila ini sedangkan teman pekerja lain pulang ke rumahnya,” imbuh pria asli Kepanjen, Kabupaten Malang itu.
Sedangkan kabar mengenai pemilik Wisma Erni, dirinya mengaku tidak tahu kalau ada pembantaian dan orang bunuh diri di wisma ini.
"Setahu saya memang angker karena jarang ditempati, kalau nama Erni itu adalah istri yang punya dulu, dulu yang punya namanya Pak Hari, warga keturunan Tionghoa,” imbuhnya.
Meski begitu, Handoyo mengatakan kalau wisma tersebut sudah 'aman'.
"Karena sudah dibersihkan oleh ustaz dari Pesantren Shidiqiyah yang pusatnya di Jombang, membersihkannya yang dengan doa-doa,” jelasnya
Sedangkan untuk pembangunan pesantren, menurut dia memang bertahap.
"Semua lahan sudah dibeli oleh yayasan, belinya katanya ke orang arab, jadi orang arab itu yang menang lelang setelah pak Hari (pemilik sebelumnya) bangkrut,” imbuh pria dua orang anak ini.
Nantinya, lahan seluas dua haktare tersebut akan dijadikan kompleks pesantren. Hanya saja, dia tidak tahu kapan pesantren tersebut diresmikan.
"Bertahap karena biayanya dari pesantren saja, tidak ada dana dari luar,” katanya.
"Beli-nya wisma ini saja, kalau tidak salah delapan koma lima miliar,” jelasnya.
Sementara itu, Saventian Jayadri Mulya (7), bocah yang sedang main sepakbola dengan dua orang temannya di Wisma Erni, mengaku tidak pernah takut bermain di wisma tersebut.
"Dari dulu sebelum dijadikan pesantren, saya sudah sering main ke sini,” kata Seventian.
Dia mengaku tidak pernah melihat dan merasakan apa-apa saat berkunjung ke tempat ini. Tapi, kakak perempuannya, Fisca Suci Angraini (12), pernah merasakan kesurupan saat sedang berada di wisma.
"Saat main handphone, tiba-tiba kesurupan. Untungnya bisa disadarkan lagi oleh ustadz,” pungkasnya.
Selain itu ada Versi Lain Mengenai Wisma Erni, Malang
Bila anda melintasi jembatan layang di Lawang Kabupaten Malang dari arah Kota Malang, di sebelah kiri ada bangunan tua yang berada di lerang bukit. Bangunan itu pernah mangkrak bertahun tahun dan menjadi salah satu bangunan angker di Lawang.
Cerita soal keangkeran bangunan ini telah ada sejak tahun 80an. Menurut warga, tanah yang ditempati Wisma Erni adalah kuburan, konon dulu warga telah mencoba mengingatkan kepada pemilik agar tidak membangun bangunan di sana, namun tak dihiraukan. Hingga akhirnya Wisma Erni ini dikenal karena keangkerannya.
Ada banyak versi soal cerita keangkeran bangunan tersebut. Ada yang mengatakan rumah ini angker karena istri pemilik rumah yang bernama Erni bunuh diri di rumah ini. Namun menurut cerita yang lebih umum di masyarakat adalah keluarga Erni dibunuh di rumah itu.
Lalu siapa Erni sebenarnya, konon Erni adalah istri kedua dari pengusaha kaya asal Tionghoa yang meninggal dibantai beserta seluruh pengurus wisma dan seluruh keluarganya. Setelah keluarga Erni tak lagi ada penghuni, tak ada satu pun yang menempatinya.
Namun bangunannya tak benar-benar kosong, ada penghuni lain yang menempati. Konon penghuni baru itu adalah arwah Erni sering terlihat di atas balkon depan lantai dua wisma itu.
Hal tersebut lah yang mengakibatkan tak ada lagi orang yang berminat mengambil alih bangunan yang berlokasi di Jl. Dr Soetomo 16, Lawang kabupaten Malang ini. Warga membiarkan bangunannya rusak dan ditumbuhi tanaman liar.
Sebagian dindingnya telah rata dengan tanah namun sisanya masih berdiri namun sangat kotor. Beberapa ubin ada yang masih utuh ada juga yang sama sekali tidak ada. Sehingga bangunan yang berada di dekat kuburan ini terlihat semakin seram.
Tapi meski terkesan angker lokasi tersebut sering dikunjungi anak-anak muda yang penasaran dengan cerita tentang Wisma Erni itu. Di sana dulu juga terdapat coretan-coretan yang menunjukkan sering dikunjungi anak-anak muda setempat.
Tetapi saat ini bangunan tersebut telah dibeli oleh sebuah yayasan pondok pesantren. Sehingga jika dilihat dari luar kondisi bangunannya lebih terawat karena sudah dicat ulang.
Keangkeran Wisma Erni ini tak hanya diketahui warga Malang saja, telah sampai di daerah-dearah lainnya. Bahkan Mister Tukul, sebuah serial reality show horor di televisi pernah mendatangi lokasi ini. Bahkan banyak juga sekumpulan orang yang menjelajahi Wisma Erni ini untuk membuktikkan kebenarannya apakan benar terdapat pernampakan arwah dan membuktikkan seberapa angker wisma ini.
Bagaimana, berani main-main ke wisma ini?
Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya
Baca Juga :
KISAH HOROR LEGENDARIS SMA TUGU, AREK MALANG PASTI TAHU
Komentar
Posting Komentar