INIHANTU - CERITA MISTERI TENTANG BURUNG RUAK RUAK
CERITA MISTERI TENTANG BURUNG RUAK RUAK
INIHANTU | CERITA MISTERI TENTANG BURUNG RUAK RUAK | Sebaiknya tiba di kawasan lapang di sebuah kebun tanpa melengahkan masa, tiga orang sahabat itu memacak dua batang buluh yang dibawa mereka.
Di bahagian tengah antara kedua-dua buluh tersebut itu direntangkan dengan jaring pada bahagian atas.
Tujuan mereka berbuat demikian adalah satu yaitu untuk memikat dan menangkap burung wak-wak atau ruak-ruak.
Setelah buluh dan jaring itu siap dipasang mereka kemudian pulang ke rumah masing-masing sebelum datang pula pada sebelah malam.
Memikat burung wak-wak adalah aktiviti yang sering dilakukan tiga orang sahabat itu yang tinggal di sebuah negeri utara Semenanjung.
“Selalunya kami akan memasang jaring pada sebelah petang dan datang semula ke kawasan ini pada pukul 12 tengah malam.
“Untuk memikat burung wak-wak ini, ia dilakukan pada sebelah malam dengan cara mendekut menggunakan serunai,” kata individu yang dikenali sebagai Halim.
Mereka mengakui itu bukanlah kali pertama memikat burung wak-wak dan aktiviti tersebut telah dilakukan sejak beberapa tahun lalu.
Halim menjelaskan, dia belajar memikat burung wak-wak itu daripada arwah datuknya.
Datuknya juga mengajarkan kepadanya cara menggunakan serunai untuk menyeru burung tersebut datang.
Selain itu, mereka juga menggunakan pembesar suara yang mempunyai rakaman bunyi serunai untuk memanggil burung tersebut.
Bercerita lanjut, dia berkata, sepanjang terlibat dengan aktiviti itu, pelbagai peristiwa mistik diceritakan orang, selain mengalami sendiri kejadian menyeramkan.
Banyak versi cerita didengarinya tentang burung tersebut.
Ada yang mengatakan burung itu dijaga dan dimiliki oleh makhluk halus. Mereka yang ingin memikat burung tersebut dikatakan akan diganggu dengan perkara mistik.
Selain itu, ada juga yang mengatakan jika pemilihan kawasan untuk memikat burung tersebut tidak betul, mereka juga akan diganggu makhluk halus.
Halim menjelaskan, antara gangguan yang sering mereka alami adalah situasi yang mana kedengaran jaring dilanggar sekawan burung.
“Sebaik serunai dimainkan, kedengaran ada benda sedang berterbangan di udara dan melanggar jaring yang kami pasang.
“Kami sangkakan burung-burung tersebut melanggarnya. Tetapi apabila kami pergi untuk melihatnya, jaring itu masih kosong,” katanya.
Alah bisa tegal biasa. Itulah situasi yang sering dihadapinya ketika memikat burung wak-wak. Biarpun kadang-kadang meremang bulu roma berhadapan dengan situasi itu memandangkan ia berlaku pada waktu malam, dia dan rakan-rakan hanya mendiamkan diri
Katanya, kejadian menyeramkan yang tidak boleh dilupakan adalah rakannya disapa wanita tua ketika memikat burung tersebut pada satu malam beberpa tahun lalu.
“Rakan saya ketika itu berseorangan kerana saya dan seorang lagi rakan pergi melihat jaring yang dipasang.
“Dia didampingi seorang nenek yang tidak jelas wajahnya kerana dilindungi kegelapan malam. Wanita itu berkata kami tidak akan mendapat hasil di kawasan itu dan sebaiknya berpindah ke tempat lain,” katanya.
Jelasnya, pucat lesi muka rakannya yang ditegur itu dan mereka mengambil keputusan untuk pulang ke rumah kerana bimbang sesuatu yang tidak diingini berlaku jika terus berada di kawasan itu .
Pada waktu itu, Halim teringat nasihat arwah datuknya jika ditegur sesuatu, elok pulang sahaja.
Itu tandanya, tempat mereka memikat burung tersebut adalah kawasan makhluk halus.
Kejadian mistik lain yang pernah mereka alami adalah mendengar suara berbunyi sayu berhampiran tempat mereka memikat burung.
Semua kejadian menyeramkan itu tidak pernah mematahkan semangat mereka untuk terus melakukan aktiviti yang diminati itu.
Ada Cerita Tentang Hobi Mencari Burung Wak Wak
Kalau bicara soal hobi, memang tidak ada habinya. Karena banyak sekali pilihan hobi sesuai dengan minat. Jika sudah hobi, ketakutan pun akan terkalahkan. Seperti halnya hobi para pemburu burung ruak-ruak.
Hanya berbekal senter kecil dan senapan angin, mereka tidak takut keluar masuk semak belukar di tengah malam gelap gulita. Parlaungan adalah salah-satu dari orang yang hobi berburu ruak-ruak.
Pemilik bengkel knalpot di Bypass dekat simpang empat Siteba ini, setiap waktu luang selalu menyempatkan diri untuk berburu ruak-ruak. Hampir daerah persawahan yang ada di Kecamatan Kuranji sudah dia geranyangi, mencari burung berparuh panjang, pemangsa belalang tersebut.
Selasa (30/4) malam, saya mencoba mengikutinya berburu. Sebelum menentukan jam berapa untuk berangkat, dia sempat bertanya, ”Apakah anda siap menghadang malam keluar masuk rawa dan berlumpur lumpur? Siap digigit lintah dan terkadang harus ketemu dengan ular? Kalau tak siap, bagus tak usah ikut!” ucapnya sambil membersihkan senapan angin miliknya.
Karena merasa penasaran, saya pun langsung jawab siap. Padahal, dalam hati sebenarnya keraguan dan ketakutan. Selain harus melintasi rawa-rawa ditengah malam, juga karena takut digigit lintah atau ketemu dengan ular. Namun karena rasa penasaran begitu tingggi mengalahkan rasa takut, saya pun akhirnya memberanikan diri.
Malam sudah mulai menunjukkan pukul 21.00WIB, seluruh perlengkapan sudah disiapkan. Mulai dari senapan angin, senter, minuman dan parang dan speaker kecil. Setelah semua perlatan yang dibutuhkan masuk ke dalam tas, dengan tiga orang kami pun mulai menyelusuri pematang sawah.
Agar tidak jatuh, pandangan harus fokus dengan mengikatkan senter di bagian kepala. Karena tidak biasa berjalan di pematang sawah di tengah malam, kaki saya kerap terpeleset dan terjatuh ke dalam lumpur. Meski demikian, tetap semangat.
Saddam, nama teman kami yang ikut malam itu, dia bertugas mengatur speaker agar tetap hidup sepanjang perjalanan. Dia terus memutar rekaman suara burung ruak-ruak yang sudah kami download sebelum berangkat. Sementara Parlauangan, siaga dengan senapan angin yang dia tenteng.
Menurut Parlaungan, berburu ruak-ruak itu dibutuhkan mental yang kuat. Tidak boleh takut hantu dan siap bergerak di malam hari ke luar masuk rimba. Sebab, biasanya ruak-ruak itu berada di daerah-daerah lembab dan berair.
Baru beberapa minit kami menghidupkan speaker, langsung terdengar bunyi balasan dari balik semak belukar di pingir sawah. Suara itu pun semakin dekat. Burung berkaki dan berparuh panjang berwarna kuning, bagian bawahnya warna putih dan hitam bagian atas itu pun muncul bertengger di atas ranting kering. Parlaungan pun langsung membidiknya dan burung itu tersungkur.
Menurut Laung, sebenarnya memikat ruak-ruak itu tidaklah begitu susah dan ribet. Yang penting memori speaker harus dipastikan berisi bunyi burung ruak-ruak. Agar lebih mantab, saat akan mendownload, harus memilih suara ruak-ruak yang sedang beradu. Atau suara betina untuk lebih cepat memancing target.
Kemudian, lanjutnya, pastikan senter yang dibawa jangan sampai kehabisan baterai. Bila perlu baterai cadangan harus dibawa. Ini gunanya agar senter memiliki sorot cahaya yang tajam. Sebab sifat burung tersebut, mengejar cahaya senter dan sumber bunyi lawannya. Cahaya harus terus diarahkan ke bagian mata ruak ruak, sehingga dia tidak bisa melihat orang yang ada dibalik cahaya.
Biasanya, ruak-ruak tidur dalam semak-semak atau bertengger di ranting ranting kecil. Bisa juga di dahan dahan pohon yang tidak terlalu tinggi di pinggir-pinggir aliran air. Dia bertengger di ranting itu untuk menghindari predator seperti ular. Mereka akan banyak bila sedang musim belalang. Musim belalang juga dipengaruhi dengan kondisi tanam petani di sawah.
Pendengaran burung ruak-ruak ternyata sangat sensitif dengan suara lawan. Khususnya bagi jantan yang baru tumbuh dewasa. Biasanya dia akan langsung menyahut dan mencari sumber suara lawannya. Ruak-ruak yang agresif biasanya tidak membutuhkan waktu lama menunggu dia muncul.
Cara membidik juga harus diperhatikan dan tidak boleh sembarang sasaran. Biar tepat, pada saat membidik jangan dari arah depan, harus dari bagian samping. Bidikan harus ke bagian kepala atau jantung. Sekali tembak saja, dia akan langsung tersungkur.
Akan tetapi, jika sasaran salah, dia masih bisa berlari kencang ke dalam semak-semak. Meskipun dia tidak lagi bisa terbang akan sulit mendapatkannya. Perburuan kami lanjutkan hingga larut malam. Setelah merasa tangkapan kami cukup memuaskan, kami pun akhirnya pulang. Beberapa ekor tangkapan yang kami bawa, siap untuk disantap...
Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya !!!



Komentar
Posting Komentar