INIHANTU - SEPENGGAL KISAH GAJAH BARONG PENGAWAL SULTAN MAULANA HASANUDIN

SEPENGGAL KISAH GAJAH BARONG PENGAWAL SULTAN MAULANA HASANUDIN

INIHANTU | SEPENGGAL KISAH GAJAH BARONG PENGAWAL SULTAN MAULANA HASANUDIN | Hingga saat ini, belum diketahui silsilah keluarga Gajah Barong yang makamnya dikeramatkan di Desa Ciseles, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Namun berdasarkan cerita turun temurun dari masyarakat di sekitar wilayah tersebut, Gajah Barong dipercaya sebagai pengawal Sultan Hasanudin atau Sultan Maulana Hasanudin, pendiri Kesultanan Banten sekaligus penguasa pertama kerajaan Islam di Banten.

Sultan Hasanudin adalah putra kedua dari Nyi Kawunganten, putri dari Prabu Surasowan yang saat itu menjabat sebagai bupati Banten, dan Syaikh Syarif Hidayatullah atau yang dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati, salah satu dari walisongo.

Sejak kecil Sultan Hasanudin telah diberi gelar Pangeran Sabakingking atau Seda Kikin oleh kakeknya, Prabu Surasowan. Begitu sang prabu wafat, kedudukannya diwariskan pada putranya yang bernama Arya Surajaya atau Prabu Pucuk Umun yang kemudian memerintah di wilayah Banten Girang di bawah kekuasaan kerajaan Pajajaran.

“Kalau cerita dari turun temurun, Ki Gajah Barong ini dulunya pengawal Sultan Maulana Hasanudin, pendiri Kesultanan Banten,” ujar juru kunci Makam Keramat Gajah Barong Nurdin Purwanto (63) kepada merahputih.com, Jumat (25/11).

Keberadaannya di wilayah tersebut, kata Nurdin, karena waktu itu Gajah Barong sedang menghadiri sebuah pesta di wilayah Pesanggerahan, yang saat ini menjadi nama sebuah desa di wilayah tersebut. Karena Gajah Barong waktu itu mengenakan pakaian compang-camping, dan tidak menunjukkan bahwa ia adalah seorang prajurit atau pengawal Sultan Maulana Hasanudin, ia tidak dianggap oleh orang-orang yang berada di arena pesta tersebut.

Dari situlah, Gajah Barong meninggalkan arena pesta dan kembali lagi dengan berubah rupa mengenakan pakaian keprajuritan dan mengendarai kuda. Saat ia kembali dengan wujud yang berbeda tersebut, seluruh warga mengaguminya dan kemudian mempersilakannya masuk. Namun Gajah Barong menolak, dan mengucapkan kalimat yang pedas terhadap warga dan yang punya hajat.

"Oh, begini orang di kampung ini hanya melihat pakaian dan kendaraan, kalau orang biasa tidak digubris," begitulah kalimat Gajah Barong yang dikutip dari buku Inventarisasi dan Dokumentasi Data Seni Budaya Kabupaten Tangerang yang diterbitkan Disporbudpar Kabupaten Tangerang tahun 2014.

Dalam buku ini, setelah marah dan mengucapkan kalimat tersebut, Gajah Barong meninggalan tempat pesta lalu menancapkan kerisnya serta menyimpan pakaiannya di dekat keris tersebut sambil berkata, "Nah, ini yang kalian mau dan kalian hargai!”

Di tempat keris dan pakaian tersebutlah, Gajah Barong dimakamkan. Namun, sebelum terjadi pemekaran wilayah, lokasi Makam Gajah Barong tersebut adalah wilayah Desa Bantar Panjang, dan setelah pemekaran masuk ke wilayah Desa Cileles, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang....

Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INIHANTU - KISAH MISTERI DAN LEGENDA SRIGATI NGAWI

INIHANTU - KISAH HOROR LEGENDARIS SMA TUGU MALANG

INIHANTU - MITOS DAN MISTERI KUDA KEPANG