INIHANTU - SEJARAH DAN ASAL USUL ANGPAO DITRADISI IMLEK
SEJARAH DAN ASAL USUL ANGPAO DITRADISI IMLEK
INIHANTU | SEJARAH DAN ASAL USUL ANGPAO DITRADISI IMLEK | Di kalangan rakyat Tionghoa banyak terdapat kebiasaan atau tradisi dalam menyambut datangnya tahun baru (Imlek), dan diwariskan secara turun-temurun, salah satunya adalah angpao. Saat tahun baru Imlek, anak-anak akan bersujud dan menyampaikan ucapan selamat tahun baru kepada yang lebih tua, saat itulah orang tua akan membagikan angpao yang telah disiapkan sebelumnya kepada anak-anak. Atau pada malam tahun baru saat anak-anak akan tidur, orang tua akan meletakkan angpao itu secara diam-diam di bawah bantal mereka.
Menurut cerita, pada zaman dahulu ada seekor binatang yang tinggi besar, setiap tahun di malam tahun baru binatang itu keluar mengelus-elus dahi anak-anak yang sedang tidur, anak-anak yang pernah dibelainya akan menjadi gila. Demi keselamatan anak-anak, orang tua menjaga anak-anaknya sepanjang malam, dinamakan "Sou Cong".
Berdasarkan legenda di Provinsi Zhejiang, ada sebuah keluarga pasangan suami istri yang baik dan jujur. Mereka baru memperoleh seorang anak diusia senja, sehingga sangat menyayangi anaknya bagaikan benda pusaka. Pada suatu malam tahun baru, agar sang anak tidak diganggu oleh "Sou Cong" (Makhluk besar) itu, kedua orang tuanya menemani anaknya bermain dengan kertas merah berisi uang, setelah sepanjang malam bermain, karena lelahnya orang tua anak itu tertidur, koin uang yang telah dibungkus dengan kertas merah itu jatuh di samping bantal si anak.
Tidak lama kemudian makhluk itu datang, lalu menjulurkan tangannya menjamah kepala anak itu. Kedua orang tua anak itu terbangun kaget, namun, ingin mencegah juga sudah terlambat, saat itulah tampak bungkusan merah di sisi bantal anak itu memancarkan seberkas cahaya terang dan langsung menyinari "Cong", makhluk itu berteriak histeris lalu kabur. Dalam waktu singkat, orang-orang di seluruh pelosok desa mengetahui peristiwa tersebut, dan menganggap bahwa malam hari terakhir ke-30 setiap tahun, dengan kertas merah yang diisi uang dan diletakkan di sisi bantal anak-anak dapat menghalau makhluk itu. Semua orang lalu mengisi uang dengan kertas merah, dan menamakan uang itu sebagai angpao, anak-anak bisa melewati setahun usianya dengan selamat setelah mendapatkan angpao.
Sejarah angpao sudah sangat lama, sudah ada sejak zaman dinasti Han, uang pada waktu itu sebagian besar berbentuk bundar berlubang bulat dan persegi. Sisi depan angpao diukiri dengan tulisan "Qu Yang Chu Xiung" (menghalau bala dan bencana), "Fu Shan Sou Hai"(sehat sejahtera), "Chang Ming Bai Sui" (panjang umur) dan tulisan atau huruf yang membawa berkah. Ada juga di balik angpao itu diukiri dengan gambar naga dan phoenix, kura-kura, ikan kembar dan gambar-gambar hoki lainnya. Kemudian kebiasaan membagi-bagi uang pada musim semi berubah menjadi tradisi orang tua memberi angpao pada anak yang lebih muda.
Angpao ada dua macam, pertama adalah merajut gambar naga dengan benang berwarna, dan diletakkan di kaki ranjang. Kedua adalah angpao yang telah dibungkus uang oleh orang tua, dan dibagikan kepada anak-anak setelah bersujud mengucapkan selamat tahun baru kepada orang tua.
Tradisi Makan Pakai Baju Merah
Salah satu acara wajib saat Imlek adalah makan malam bersama dengan keluarga. Biasanya acara makan malam ini dihiasi dengan ornamen warna merah.
Para anggota keluarga juga biasanya memakai baju merah untuk menyemarakkan acara Imlek. Tapi ternyata penggunaan warna merah saat makan malam Imlek ini berhubungan dengan mitos monster Nian.
Dulu ada monster bernama Nian yang hidup di bawah laut. Monster ini mucnul setahun sekali untuk memangsa hewan dan manusia. Saat itu ada seorang pengemis yang berhasil mengusir Nian, dengan ornamen warna merah serta ledakan kembang api yang membuat monster ini kabur.
Sejak saat itu banyak orang yang makan malam saat Imlek mengenakan pakaian warna merah. Banyak juga yang percaya bahwa warna merah ini bisa membuat monster Nian takut
Asal-usul Tusu
Tusu dikenal sebagai wine yang diminum saat perayaan tahun baru China atau imlek. Minuman beralkohol ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu.
Minuman ini dibuat dari rhubarb semacam pohon keladi berwarna merah yang dipercaya memiliki banyak manfaat. Selain itu paduan herbal lainnya membuat tusu ini semakin populer.
Tapi ternyata dulu mitosnya tusu ini diciptakan setelah satu kampung di China terserang wabah mematikan. Ada seorang pria yang kemudian membagikan herbal, daun hingga gandum untuk direndam para tetangganya.
Kemudian pria itu menyuruh mereka meminum air rendaman itu saat tahun baru. Di mana minuman ini berhasil menyembuhkan wabah tersebut. Nama tusu sendiri diambil dari wilayah tempat pria itu tinggal.
Manisan untuk Sogokan
Zao Jun merupakan dewa yang dipercaya menangani makanan orang-orang di bumi. Ia merupakan dewa yang paling sering berinteraksi dengan manusia.
Dewa Zao Jun sendiri punya hubungan yang erat dengan tradisi makanan manis, atau manisan sejenis permen yang selalu ada saat perayaan Imlek.
Dikisahkan bahwa sebelum Imlek tiba, Zao Jun kembali ke surga. Ia akan melaporkan nilai setiap keluarga selama setahun ke Kaisar Jade.
Setelahnya Zao Jun akan kembali ke bumi untuk membawa keberkahan bagi keluarga yang baik. Serta hukuman bagi keluarga yang memiliki nilai buruk.
Untuk itu banyak orang-orang yang mulai meletakan permen serta manisan di depan pintu rumah mereka. Tujuannya untuk menyogok Dewa Zao Jun dengan makanan manis, sehingga nantinya Zao Jun hanya akan melaporkan hal yang baik kepada Kaisar Jade di surga.
Ada juga mitos yang menyebutkan bahwa permen dan manisan ini digunakan untuk membuat mulut Dewa Zao Jun tertutup rapat. Sehingga ia tidak bisa melaporkan apa-apa ke surga.
Jiaozi dan Kuping
Dumpling merupakan jenis hidangan pangsit yang cukup populer saat Imlek. Disebut juga sebagai jiaozi, makanan yang satu ini dianggap dapat membawa keberuntungan. Bentuknya disebut mirip seperti koin emas.
Selain itu jiaozi juga punya mitos yang cukup menarik. Menurut kisah kepercayaan orang China, dulu ada dewi bernama Nuwa.
Dewi Nuwa membuat manusia dari tanah liat. Saat itu ia sadar bahwa bagian kuping manusia akan pecah jika terkena udara dingin. Dari sana ia menjahit bagian kuping manusia, sehingga tidak akan jatuh atau pecah.
Dari sana lah banyak orang yang mulai membuat adonan seperti bentuk kuping. Bagian dalamnya mereka isi dengan daging dan sayuran. Muncul lah jiaozi yang terkenal hingga sekarang.
Makanan Orang Miskin
Perayaan Imlek syarat dengan tradisi dan kepercayaan. Ada beberapa makanan yang dianggap dapat membawa kesialan atau nasib buruk di tahun yang akan datang.
Seperti mitos yang melingkupi bubur. Sejak dulu bubur dianggap sebagai makanan murah, yang biasa dimakan oleh orang-orang miskin. Meski kini bubur sudah naik tingkat dan populer, tapi menyajikan bubur saat Imlek masih dihindari.
Orang-orang percaya bahwa bubur bisa membawa pengaruh buruk, atau membawa hal-hal yang kurang baik. Karenanya orang-orang tidak mau menyantapnya di awal tahun baru.
Intinya, tradisi memberi angpao sudah bersejarah lama, ia (Angpao) itu menandakan penambahan usia, menghalau penyakit, menolak bala, keselamatan dan sebaginya, adalah do'a restu yang baik orang tua untuk anak-anak dan generasi yang lebih muda.
Warna merah di amplop angpau ini, dijelaskan juga melambangkan kemeriahan dan kehangatan. Sehingga, warna ini jugalah yang kerap digunakan dalam ornamen yang ada jelang imlek seperti lampion.
Yang penting, ketika kamu belum menikah, jangan kemudian coba-coba memberikan angpau. Sebab, mitosnya, si pemberi bukan mendapat berkah malah dijauhkan dari jodohnya.
"Angpao hanya diberikan oleh orang tua dan orang yang sudah berpasangan"
Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya
Baca Juga :
MISTERI GARIS LURUS GUNUNG MERAPI, KERATON YOGYAKARTA DENGAN PANTAI SELATAN
Komentar
Posting Komentar