INIHANTU - FAKTA TENTANG MISTERI KUTUKAN MUMI FIRAUN
FAKTA TENTANG MISTERI KUTUKAN MUMI FIRAUN
INIHANTU | FAKTA TENTANG MISTERI KUTUKAN MUMI FIRAUN | Mumi adalah bagian dari sejarah. Kita bisa melihatnya di beberapa museum. Salah satunya mumi Mesir, tubuh yang diawetkan dari orang-orang yang hidup ribuan tahun yang lalu, beberapa di antaranya bahkan merupakan tubuh firaun dan bangsawan lainnya. Proses mumifikasi biasanya melibatkan pengambilan organ, pembalseman, dan membungkusnya dengan linen.
Selama ratusan tahun, sebagian orang percaya jika mengganggu makam mumi bisa membawa kutukan bagi si pengganggu serta siapa pun yang mereka temui. Keyakinan ini menyebar seperti api setelah penggalian makam Tutankhamun yang terkenal itu. Tapi apa kutukan para firaun itu? Berapa banyak orang yang terkena dampaknya, dan bagaimana mengatasinya? Inilah penjelasan dari kutukan para firaun.
1. Kutukan dibuat untuk menjadi keamanan di makam para firaun
Seperti yang dijelaskan Majalah Ekspedisi, kutukan ini cenderung hadir di makam pribadi warga daripada bangsawan (mungkin karena makam kerajaan memiliki keamanan yang lebih baik). Sebagian besar kutukan ini berbentuk ancaman terhadap siapa saja yang mungkin merampok atau merusak kuburan.
Kutukan ini biasanya berupa pernyataan seperti, "siapa pun yang [melakukan sesuatu yang buruk pada kuburan saya], bahkan jika mereka [melakukan atau mengatakan sesuatu untuk melindungi diri mereka], akan menderita hukuman berat."
Kutukan semacam itu adalah bagian dari teks magis yang dikenal sebagai ritual eksekusi, yang dimaksudkan untuk mengutuk seseorang atau objek yang dianggap tidak menyenangkan, atau untuk mengusir roh berbahaya.
2. Awal mula kutukan mumi
Sebagaimana dicatat oleh penulis Leo Ruickbie, kisah mengerikan pertama dari kutukan mumi berasal dari kisah Louis Penicher pada tahun 1699. Ia adalah seorang penjelajah dari Polandia yang mengambil dua mumi dari Alexandria. Penicher dihantui oleh penampakan hantu kembar di mimpinya, dan ia diterjang badai laut dalam perjalanannya kembali pulang. Badai besar itu membuat mumi terlempar ke laut, dan barulah badai mereda. Benar atau tidaknya cerita ini, kisah semacam itu pasti memiliki intrik populer terkait mumi yang mambawa ancaman supernatural.
Minat terhadap mumi dan makamnya meningkat di era Victoria, selama periode itu ada semacam euforia bernama "Egyptomania", yang juga diminati kekaisaran. Pada abad ke-19, mode baru di Inggris mulai bermunculan, diantaranya membuka bungkus mumi sambil dipertontonkan. Meskipun ini untuk kepentingan sains, tontonan ini menjadi hiburan kelas atas. Setidaknya, praktik ini jauh lebih baik daripada praktik mengkonsumsi bubuk mumi yang dianggap memiliki manfaat medis.
3. Dibukanya makam Tutankhamun
Dilansir dari History, pada 16 Februari 1923, sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh arkeolog Inggris Howard Carter dan dibiayai oleh Lord Carnarvon membuka ruang pemakaman yang disegel dari firaun dinasti ke-18, yakni Raja Tutankhamun, yang juga dikenal sebagai Raja Tut. Tutankhamun adalah penguasa yang kurang dikenal, tetapi penemuan makamnya yang utuh dan tidak rusak membuat namanya mencuat seperti selebriti. Penemuan Carter juga memicu minat baru di bidang Egyptology.
Pada November 1922, Carter dan rekan-rekannya memasuki ruang interior makam Tut. Di sana mereka menemukan harta karun berusia lebih dari 3.000 tahun, dianggap sebagai sesuatu yang langka karena sebagian besar makam firaun telah dijarah pada abad-abad sebelumnya. Di ruang terakhir, dibuka pada bulan Februari, Carter menemukan sarkofagus Raja Tut, serta banyak perhiasan, patung, kereta, dan pakaian, yang semuanya dikatalogkan dengan cermat.
4. Tragedi ekspedisi Carter
Terlepas dari kenyataan bahwa makam Raja Tut tidak memiliki kutukan tertulis di dinding atau pada barang-barang di interiornya, namun kutukan Raja Tut adalah kutukan firaun yang paling terkenal dari semuanya. Ini karena adanya kematian misterius yang menimpa anggota ekspedisi itu dan diduga terkena kutukan. Mental Floss memiliki daftar anggota ekspedisi Carter yang menemui ajalnya setelah pembukaan makam Tut pada tahun 1923.
Lord Carnarvon, orang yang membiayai penggalian, meninggal hanya beberapa bulan setelah kuburan pertama kali dibuka. Dia meninggal karena gigitan nyamuk yang terinfeksi. Seorang teman Howard Carter, yang memberikan tangan mumi sebagai hadiah, mengalami insiden memilukan, rumahnya terbakar, dan juga kebanjiran ketika dia kembali membangun rumahnya. Eksekutif kereta api Amerika George Jay Gould meninggal karena pneumonia setelah mengunjungi makam tersebut.
Saudara tiri Lord Carnarvon bahkan tidak pernah mengunjungi makam itu, tetapi mengalami kebutaan, dan meninggal karena sepsis, kematiannya dikaitkan dengan Lord Carnarvon yang dianggap membawa kutukan firaun kepadanya. Yang lainnya diduga meninggal karena pembunuhan, mati dengan cara dibakar, dan bunuh diri karena putus asa akibat rumor tentang kutukan. Howard Carter sendiri hidup selama lebih dari satu dekade setelah ekspedisi, tetapi beberapa masih menghubungkan kematiannya akibat limfoma dari kutukan firaun.
5. Penulis Sir Arthur Conan Doyle salah satu orang yang menyebarkan kisah kutukan firaun
Ada sejumlah orang yang dianggap menyebarkan cerita kutukan Raja Tut, seperti yang dijelaskan oleh History Answers. Salah satu pelakunya adalah Arthur Weigall, seorang penulis untuk Daily Mail, ia kesal karena Lord Carnarvon menjual kisah eksklusifnya kepada surat kabar lain, yakni The Times. Weigall menulis kisah terkait Raja Tut, termasuk cerita burung kenari peliharaan Carnarvon yang mati karena digigit kobra, di hari saat kuburan itu dibuka, yang ia tafsirkan sebagai pertanda buruk. Tulisan Weigall berpusat pada sudut kutukan, dan dia juga mengklaim telah meramalkan kematian Lord Carnarvon.
Orang lain yang turut menyebarkan kisah kutukan adalah pencipta Sherlock Holmes, Sir Arthur Conan Doyle. Doyle mengatakan kepada sebuah surat kabar New York bahwa kematian Carnarvon disebabkan oleh "unsur jahat" yang dibuat oleh pendeta Mesir untuk melindungi makam Tut. Doyle mendukung keyakinannya dengan mengatakan bahwa rekan ekspedisi Carter yang lain telah dikutuk oleh mumi yang berbeda. Namun, keberadaan mumi ini tidak dapat dikonfirmasi.
6. Penjelasan logis terkait kutukan firaun
Dikutip dari laman History, sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2002 oleh British Medical Journal mengamati tingkat kelangsungan hidup 44 orang Barat yang berada di Mesir pada saat kuburan dibuka (menurut legenda, hanya orang Barat yang menerima kutukan, orang Mesir asli tidak terpengaruh oleh kutukan.)
Ia meneliti 25 orang dari tim ekspedisi Carter yang meninggal dengan orang-orang Barat yang tidak terlibat dalam pembukaan makam. Studi tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara orang yang berada dalam pembukaan makam dengan rata-rata usia kematian.
Teori lain yang lebih populer adalah bahwa makam Raja Tut mungkin mengandung jamur, spora, atau racun lain yang menginfeksi anggota tim. Faktanya, banyak dari mereka menderita penyakit sebelum meninggal. Sisanya hanyalah kisah-kisah yang dibuat-buat saja.
7. Apakah kutukan mumi membuat kapal Titanic tenggelam?
Selain dari makam Tutankhamun yang dianggap memiliki kutukan, salah satu cerita paling terkenal tentang kutukan mumi dikaitkan dengan bencana paling terkenal di abad ke-20: tenggelamnya Titanic. Kisah itu menceritakan bahwa empat pemuda Inggris yang mengunjungi Luxor membeli sebuah kotak yang berisi mumi seorang putri Mesir. Satu demi satu, keempat orang ini dilanda bencana: menghilang di gurun pasir, tertembak, kehilangan kekayaan, dan jatuh sakit.
Akhirnya, mumi itu sampai di tangan British Museum. Ketika ditempatkan di Kamar Mesir, penjaga musium ditakutkan dengan suara orang menangis dan menggedor-gedor pintu, membuang barang-barang pameran dari rak museum, dan mengutuk seorang anak hingga menderita campak. Museum tersebut menjual mumi itu kepada seorang kolektor pribadi, yang juga dihantui. Kolektor ini akhirnya setuju untuk mengirimkan mumi tersebut ke seorang arkeolog Amerika di New York. Pada bulan April 1912. Di HMS Titanic.
Apakah cerita ini benar? Snopes mengatakan bahwa kisah ini hanya dibuat-buat. Di kapal Titanic tidak ada satu pun mumi yang terdaftar di penyimpanan barang. Faktanya, kisah mumi ini ditulis oleh penulis William Stead dan Douglas Murray, yang terinspirasi oleh tutup peti mati di British Museum. Legenda terikat mumi dengan kapal Titanic dibuat setelah Stead meninggal dalam tragedi itu.
Baca Juga : CERITA TENTANG MITOS LEGENDA NIAN
8. Kutukan Osiris
Buku The Curse of the Pharaoh's Tombs oleh Paul Harrison menceritakan kisah Egyptologist Inggris bernama Walter Bryan Emery, setelah ia berhasil mengungkap sebuah makam tersembunyi di Sakkara. Selama penggalian ini, salah satu pekerja Emery menemukan patung dewa kematian Mesir, Osiris, dengan panjang sekitar delapan inci. Patung itu diberikan kepada Emery, yang akhirnya ia pajang di atas meja rumahnya. Namun, asisten rumahnya mendengar suara aneh, ia pun segera memanggil Emery tetapi tidak mendapat jawaban. Curiga, si asisten memutuskan untuk masuk ke kamar mandi dan ia melihat Emery lumpuh tak berdaya di pancuran kamar mandi.
Emery dilarikan ke rumah sakit Inggris di Kairo, dokter memastikan bahwa Emery mengalami kelumpuhan di sisi kanan tubuhnya, membuatnya tidak bisa bergerak atau berbicara. Emery meninggal pada 11 Maret 1971. Surat kabar Kairo mengaitkan kematiannya dengan kutukan firaun. Namun, banyak ahli yang percaya bahwa ceritanya mungkin dilebih-lebihkan terkait kutukan mumi.
9. Kutukan Raja Tut kembali menghantui
Legenda kutukan Raja Tutankhamun, tidak hilang begitu saja. Bahkan beberapa dekade setelah kematian Howard Carter, banyak orang percaya bahwa kutukan Tut masih ada. Ahli Mesir terkenal Zahi Hawass bercerita dalam bukunya The Golden King tentang sebuah cerita yang disebarkan oleh seorang jurnalis Jerman dalam sebuah buku tentang kutukan firaun di tahun 1970-an. Menurut kisah ini, wartawan tersebut bertemu dengan Direktur Jenderal Departemen Purbakala Mesir, Dr. Gamal Mehrez, dan menanyakan tentang kutukan tersebut. Mehrez menjawab, meskipun banyak penggalian makam mumi yang dilakukan, tetapi tidak ada yang terjadi padanya. Menurut jurnalis tersebut, Mehrez meninggal keesokan harinya.
Legenda mengaitkan kematian Mehrez dengan pemindahan beberapa harta Raja Tut ke sebuah pameran di Inggris, menurut Majalah Ekspedisi. Ekspedisi dan Hawass menunjukkan bahwa Mehrez sudah lama menderita penyakit kronis. Hawass juga mengungkapkan bahwa Mehrez mengkhususkan dirinya dalam arkeologi Islam dan pada kenyataannya, ia tidak pernah menggali apa pun dari zaman firaun. Kematian kebetulan lainnya juga dikaitkan dengan kutukan Tut, termasuk seorang arkeolog yang tertabrak mobil setelah memprotes perpindahan beberapa harta Tut ke Prancis, dan direktur barang antik lainnya yang tewas saat menyeberang jalan.
10. Seorang arkeolog yang terus dihantui mumi anak-anak
Zahi Hawass adalah seorang arkeolog dan Egyptologist Mesir yang merupakan Menteri Negara Urusan Purbakala pertama Mesir. Bukunya tahun 2006 The Golden King: The World of Tutankhamun membahas pengalamannya dengan kutukan mumi. Menurut Hawass, saat masih muda, dia terlibat dalam penggalian di Delta Nil. Ia mengangkut artefak yang digali, yang sebagian besar berasal dari zaman Yunani-Romawi, untuk dipindahkan ke Museum Mesir Kairo. Pada hari yang sama saat dia memindahkan benda-benda ini, bibinya meninggal. Tahun berikutnya pada hari dia memindahkan artefak, pamannya meninggal. Tahun berikutnya, sepupu kesayangannya meninggal.
Meskipun selalu kehilangan keluarganya setiap kali dia mengangkut benda-benda kuno, Hawass tidak percaya pada kutukan firaun. Namun, dalam buku sebelumnya The Valley of the Golden Mummies, ia menceritakan kisahnya setelah menggali mumi dari dua anak di Oasis Bahariya, saat itulah ia dihantui oleh anak-anak dalam mimpinya. Setelah berbulan-bulan tidak pernah tidur nyenyak, ia kembali mengalami mimpi buruk, di mana mumi gadis muda ingin mencekiknya. Hawass mengira bahwa anak-anak itu harus disatukan bersama ayah mereka. Setelah keluarga itu bersatu, mimpi buruknya hilang.
11. Kutukan firaun dicetuskan dalam beberapa genre tulisan
Para ahli beranggapan bahwa kisah kutukan mumi ini dipicu oleh kematian dan sejumlah besar laporan berita sensasional yang ingin mendapat untung dari koran yang mereka jual, fiksi populer juga berperan dalam penyebaran gagasan kutukan mumi. Terinspirasi dari gaya Victoria dengan Egyptomania dan mumi yang dibuka, sejumlah penulis horor dan fiksi ilmiah mulai memasukkan mumi dan kutukan ke dalam cerita mereka.
Pada tahun 1827, penulis Inggris Jane Loudon, seorang pelopor awal fiksi ilmiah dan horor Gotik, menulis sebuah karya tiga volume berjudul The Mummy !: A Tale of the Twenty-Second Century, di mana mumi dihidupkan kembali. Ada juga Louisa May Alcott yang menulis sebuah cerita pendek pada tahun 1869 berjudul "Lost in a Pyramid, or The Mummy's Curse," yang mengisahkan seorang pemuda yang diikuti oleh kutukan saat ia tersesat di sebuah piramida. Bahkan ahli Gotik Edgar Allan Poe ikut serta dalam kisah kutukan mumi pada tahun 1845 dengan cerita satirnya, "Some Words With a Mummy," di mana beberapa pria Victoria menghidupkan kembali mumi Allamistakeo dengan menyetrumnya.
Nah, percaya atau tidak tentang kutukan makam mumi firaun ini kembali lagi kepada pribadi masing-masing....
Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya
Baca Juga :
CERITA TENTANG MITOS LEGENDA NIAN
Komentar
Posting Komentar