INIHANTU - ASAL USUL LEGENDA API ABADI MRAPEN

ASAL USUL LEGENDA API ABADI MRAPEN

INIHANTU | ASAL USUL LEGENDA API ABADI MRAPEN | Sobat INIHANTU, pasti sudah banyak doang yang mendengar cerita-cerita misteri. Baik itu horor yang menakutkan atau mungkin horor comedi yang membuat kita merinding namun tetap ada lucunya. Yang pasti semuanya sudah pasti pernah mendengar yang namanya cerita misteri. Cerita ini banyak beredar dikalangan masyarakat kita. Baik dalam bentuk peruah atau larangan serta sesuatu hal yang berhubungan dengan mistis dan keramat. Dan Indonesia sendiri termasuk salah satu dengan segudang cerita misteri yang melatar belakangi pembentukannya serta kultur sejarah yang ada.

Sehingga tidak herian jika bicara tentang misteri tidak membuat kita aneh dan asing. Apalagi cerita yang satu ini Legenda Api Abadi Mrapen mungkin kalian pernah mendengarnya walaupun cerinta sedikit beda. Sebab ditiap daerah akan sedikit beda sesuai dengan kultur dan adatnya. Namun semuanya tetap mengacu pada hal yang sama yaitu mistis. Mistis atau horor selah satu dua hal yang tidak bisa kita lepaskan. Begitu juga dengan Legenda Api Abadi Mrapen mungkin mau tidak mau kita tidak bisa menghindarinya. Atau bahkan disekitar lingkungan kita ada.

Sobat INIHANTU pasti sudah tidak sabar ingin mengungkap dan mengetahui kisah ceritanya lebih lanjut bukan.nah tanpa panjang lebar dan basa-basi mari kita simak ceritanya berikut ini. Namun semua kejadian dan kisah ini mungkin sedikit fiktif atau tidak sama dengan kejadian yang sebenarnya. Karena ini hanya ilustrasi saja biar kita mudah untuk memahaminya. Dan kisahnya ada dibawah ini selamat membaca

Mendengar nama Api Abadi Mrapen tentunya orang akan langsung berpikir mengenai sumber api yang tak pernah padam yang terletak di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Api abadi dari Mrapen merupakan fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang tersulut sehingga menciptakan api yang tidak pernah padam walaupun turun hujan sekalipun.

Banyak peristiwa besar mengambil api dari Kompleks Api Abadi Mrapen sebagai sumber obornya, yang pertama adalah pesta olahraga Internasional Ganefo I pada 1 November 1963.

Lalu api abadi ini juga kerap digunakan dalam Pekan Olah Raga Nasional (PON) termasuk yang baru lalu. Api abadi dari Mrapen juga digunakan untuk obor upacara Hari Raya Waisak.

Fenomena Api Abadi Mrapen konon terbentuk berkat karomah yang dimiliki salah satu anggota Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga.

Kisahnya dimulai saat baru berdirinya Kerajaan Demak yang didirikan Raden Patah usai runtuhnya Kerajaan Majapahit pada 1525.

Kemudian Sunan Kalijaga sebagai salah satu ulama besar saat itu ditugaskan untuk membawa beberapa pusaka peninggalan Majapahit dan dari wilayah Jawa Timur ke Demak sebagai ibukota pemerintahan yang baru.

Pada saat itu Raden Patah atas saran para Wali Songo berniat untuk membangun sebuah masjid agung di ibukota negara.

Lalu berangkatlah rombongan Sunan Kalijaga ke Demak, setelah sampai di Desa Manggarmas, Grobogan mereka merasa sangat letih.

Kemudian rombongan itu beristirahat, karena tidak ada air untuk minum, maka Sunan Kalijaga berdoa memohon kepada Allah SWT agar diberi air untuk minum para pengikutnya. Kemudian tongkatnya ditancapkannya ke tanah, lalu dicabutnya kembali.

Tetapi yang keluar bukan air namun api yang tidak dapat padam (api abadi), sejak itulah tempat itu disebut Mrapen.

Kemudian di tempat lain dilakukan hal yang sama dan keluarlah pancuran air yang jernih, yang dapat diminum. Akhirnya tempat air tersebut dinamakan Sendang Dudo. Demikian rombongan itu lalu meminum dari sendang tersebut setelah hilang letihnya mereka melanjutkan perjalanannya ke Demak.

Sesampainya di Demak barang - barangnya yang dibawa diteliti. Ternyata ada yang ketinggalan di Mrapen, berupa sebuah ompak (alis tiang).

Namun Sunan Kalijaga menyatakan ompak itu tidak perlu diambil sebab nantinya akan banyak gunanya. Batu ompak itu kemudian dikenal dengan Watu Bobot.

Suatu ketika tempat tersebut digunakan oleh Jaka Supa untuk membuat keris pusaka atas perintah Sunan Kalijaga.

Jaka Supa adalah Putra Tumenggung Empu Supodriyo, seorang Wedana Bupati empu (tukang membuat alat perang dari besi) Kerajaan Majapahit. Pada waktu itu Jaka Supa sendiri telah menjabat sebagai jajar empu walaupun dia abdi Majapahit, tetapi dia telah belajar agama Islam pada Sunan Kalijaga.

Di tempat ini Jaka Supa atau Empu Supa membuat keris yang diberi nama Keris Kiai Songlat atau Kiai Selamet.

Uniknya keris ini dibuat tidak menggunakan alat pemukul (palu) tapi di tekan-tekan dengan jarinya.

Sedangkan untuk memanaskan besinya dan pembakaran digunakan Api Abadi Mrapen. Watu Bobot digunakan sebagai landasannya.

Sedang air sendang juga digunakan sebagai penyepuhnya. Aneh, air yang tadinya jernih setelah dipakai untuk menyepuh keris berubah warna menjadi kuning kecoklat - coklatan sampai sekarang.

Konon air Sendang Dudo ini dapat dipergunakan untuk mengobati penyakit kulit, serta batu bobot yang konon apabila seseorang dapat mengangkatnya maka yang mengangkat tersebut akan mendapatkan keinginannya.

Pada waktu Sultan Trenggono memerintah Kerajaan Demak, Mrapen mendapat perhatian karena sebagai tempat pembuatan pusaka kerajaan.

Peninggalan Sunan Kalijaga tersebut (Mrapen) diberikan sebagai tanah perdikan kepada Ki Demang Singo Dirono. Kemudian perawatan Mrapen dilanjutkan keturunannya sampai sekarang.

Selain itu Sumber api yang terus menyembur ini tidak berbahaya, stabil dan tidak terlalu besar. Sudah sejak tahun 1963 api ini diambil untuk dimanfaatkan dalam berbagai ajang kegiatan,” kata Gunadi, Kamis (9/8/2018).

Kepala Desa Manggarmas Kandit mengungkapkan rasa bersyukurnya dengan keberadaan api abadi di desa mereka. Warga setempat sangat terbantu dengan munculnya titik-titik sumber api di beberapa. “Semburan gas masih muncul di radius kurang lebih setengah kilometer dari lokasi api abadi Mrapen. Gas ini sudah mulai diberdayakan warga untuk berbagai kebutuhan seperti memasak dan sebagainya,” kata Kandit.

Warga tidak cemas dan mulai mengelola sumber gas alam tersebut. Mereka menduga, di dalam tanah terdapat kandungan gas alam yang bisa menimbulkan semburan api jika terkena panas atau percikan api.

Kandit juga menjelaskan, lokasi ini dikeramatkan oleh warga sekitar dan luar daerah. Mereka percaya, doa-doa yang dipanjatkan akan terkabul karena lokasinya sangat hening dan cocok untuk berdoa. Dalam kepercayaan masyarakat sekitar, barang siapa yang bisa mengangkat watu bobot maka doanya akan terkabul...

SUMBER: MISTERI TUA

Baca Juga : 

MISTERI & TEORI KEMATIAN PARA PENDAKI DI DYATLOV PASS RUSIA

Untuk Informasi Lebih Lanjut Hubungi:
TELEGRAM : +855 858 498 13
WHATSAPPS : +855 858 498 13


Komentar

Postingan populer dari blog ini

INIHANTU - KISAH MISTERI DAN LEGENDA SRIGATI NGAWI

INIHANTU - KISAH HOROR LEGENDARIS SMA TUGU MALANG

INIHANTU - MITOS DAN MISTERI KUDA KEPANG