INIHANTU - FAKTA TENTANG SAMUDERA HINDIA
INIHANTU | FAKTA TENTANG SAMUDERA HINDIA | Samudra Hindia merupakan lautan yang sangat berpengaruh terhadap ekosistem planet ini. Total luas permukaan samudra Hindia hampir 20% dari total permukaan bumi.
Tak heran jika lautan ini berada di urutan ketiga setelah Samudra Pasifik dan atlantik sebagai lautan terbesar ketiga di dunia. Alhasil samudra Hindia memiliki peran utama terhadap ketersediaan air di dunia. Adapun samudra ini berlokasi di antara sejumlah benua yakni Afrika, Asia, Laut Selatan, dan juga Australia.
Untuk mengenal lebih jauh Samudra Hindia, berikut ini 5 fakta menarik tentang Samudra Hindia yang mungkin belum kamu ketahui.
Sekalipun samudera ini sudah sangat terkenal, tampaknya tidak sedikit orang yang belum mengetahui sejarah dari samudera tersebut. Untuk mengetahui seluk beluk Samudera Hindia beserta proses terbentuknya samudera, mari simak uraian di bawah ini.
Samudera Hindia merupakan salah satu samudera terbesar/terluas didunia. Total luasnya diperkirakan mencapai 68.556 juta km², dengan panjang pantai hingga 66.526 km.
Ada beberapa lautan yang masuk dalam kawasan Samudera Hindia, contoh Laut Arab, Laut Andaman, Teluk Persia, Laut Merah, Laut Selat Malaka, dan masih banyak lagi.
Samudera ini dibatasi oleh beberapa benua, seperti Asia, Afrika, dan juga Australia dibagian timurnya. Samudera Hindia pun menjadi muara dari berbagai sungai besar, misalnya Sungai Zambezi, Shatt al-Arab, Indus, Narmada, Gangga, dan masih banyak lagi.
Samudera ini sendiri diketahui memiliki iklim yang sangat dipengaruhi oleh angin monsoon atau angin muson yang bertiup secara periodik.
Samudera Hindia yang menghubungkan banyak negara dibeberapa benua menjadi jalur perdagangan yang cukup kondusif. Oleh karena itu, sejak dulu sudah banyak orang-orang yang mengarungi lautan Hindia untuk mencapai negara lain demi berdagang.
Untuk lebih mengetahui asal-usul Samudera Hindia, baiknya kita simak artikel mengenai proses pembentukan samudera berikut ini.
Pada kira-kira 3 Ga (giga anum) terbentuk ratusan mikrokontien dan busur kepulauan yang disebut Ur, yang antara lain terdiri dari apa yang kita kenal sekarang sebagai Afrika, India, Australia, dan Antartika.
Pada sekitar 1,2 Ga yang lalu, fragmen-fragmen kerak benua berkumpul menjadi satu membentuk satu superkontinen yang disebut Rodinia melalui gerak tektonik lempeng.
Kata “Rodinia” berasal dari bahasa Rusia yang berarti “homeland” atau “daratan asal” (Burke Museum of Natural History and Culture, 2004). Superkontinen Rodinia dikelilingi oleh samudera tunggal yang disebut Pan-Rodinia Mirovoi Ocean (vide, Cawood, 2005).
Pada 830 Ma, Superkontinen Rodinia terbelah menjadi Gondwana Barat dan Gondwana Timur. Peristiwa ini menghasilkan Samudera Mirovoi, Mozambique, dan Pasifik.
Kemudian pada 630 Ma, pecahan kontinen tersebut berkumpul kembali dan membentuk Superkontinen Gondwana atau Pannotia. Pembentukan superkontiken ini melibatkan penutupan Samudera Adamastor, Brazilide, dan Mozambique.
Pada 530 Ma, Superkontinen Gondwana terbelah menjadi Lauresia (inti benua yang sekarang disebut Amerika Utara), Baltika (Eropa Utara), Siberia, dan Gondwana.
Peristiwa ini menyebabkan terbukanya Samudera Pasifik dan Iapetus di sisi barat dan timur Laurensia, dan menutup Samudera Mirovoi atau Mozambique.
Pada kira-kira 300 Ma, pecahan-pecahan superkontinen itu berkumpul kembali dan membentuk superkontinen yang ke-tiga yang disebut dengan Pangea (Cawood, 2005).
Pembentukan Superkontinen Pangea ini terjadi melalui penutupan samudera dan pembentukan pegunungan Gondwana, Laurussia dan Siberia, serta penyelesaian pembentuka Pegunungan Altai.
Akhirnya, pada sekitar 200-150 Ma, Superkontinen Pangea terbelah membentuk konfigurasi benua dan samudera seperti yang sekarang.
Terbelahnya superkontinen ini menyebabkan lahirnya Samudera Atlantik, Antartika dan Hindia, serta penyempitnya Samudera Pasifik; pembentukan Pegunungan Himalaya dan Kepulauan Indonesia.
Lalu setelah terbentuk cekungan dan tinggian, Bagaimana bisa terdapat massa air yang begitu besar untuk mengisinya?
Salah satu alasannya adalah adanya proses hujan terus menerus yang terjadi di atmosfer, di masa awal terbentuknya atmosfer bumi.
Hujan secara terus-menerus tersebut terjadi karena adanya proses Out Gassing, dari dalam bumi, yang salahsatunya mengeluarkan H2O dalam fasa gas.
Proses ini, juga menyebabkan suhu permukaan bumi, semakin menurun. Penurunan suhu permukaan bumi ini, berimplikasi adanya fenomena dimana air tidak lagi berada pada fasa gas, tapi dalam fasa cair dengan suhu permukaan bumi seperti sekarang.
Oleh karena itu, air dalam fasa cair ini mengisi cekungan-cekungan di permukaan bumi, sehingga terbentuklah samudera / lautan yang luas.
Selain, dari proses out gassing, terdapat hipotesis bahwa kandungan air yang besar di Bumi juga berasal dari luar angkasa. Seperti yang kita tahu bahwa terdapat benda-benda antariksa yang memiliki kandungan yang besar.
Di awal pembentukan bumi, terdapat kemungkinan, benda-benda langit tersebut jatuh ke bumi, sehingga menambah kadar H2O dalam bumi.
1. Dijuluki lautan terhangat di dunia
Samudra Hindia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan samudra lainnya yang ada di bumi. Lautan ini dijuluki samudra terhangat di bumi. Hal ini dikarenakan cekungan Samudra Hindia berada di daerah tropis serta letaknya yang juga berada di garis khatulistiwa. Karenanya air lautnya menjadi hangat.
2. Kedalaman Samudra Hindia rata-rata sebesar 3.960 meter
Bentang perairan Samudra Hindia mencapai lebih dari 6.200 mil atau 10 ribu km, yakni terbentang mulai selatan Afrika dan Australia. Mengacu britannica.com, kedalaman samudra ini rata-rata mencapai 12.990 kaki atau sebesar 3.960 meter. Adapun Samudra Hindia dibatasi oleh sejumlah negara seperti Pakistan, Iran, India, Bangladesh, kepulauan di Indonesia, semenanjung Arab, dan juga Australia bagian timur.
3. Titik terdalam Samudera Hindia adalah Palung Diamantina
Tak hanya samudra Atlantik dan pasifik saja yang memiliki titik terdalam, Samudra Hindia juga memiliki titik terdalam. Ada tiga titik terdalam yang ada di Samudra Hindia, namun yang paling dalam adalah Palung Diamantina yang terletak di Barat Daya Perth, Australia Barat. Kedalaman palung Diamantina mencapai 8.047 meter.
Adapun palung kedua yang terdalam di Samudra Hindia adalah Palung Sunda atau Palung Jawa dengan kedalaman 7.725 meter. Kendati demikian, melansir britannica.com, Samudra Hindia dinilai paling sedikit memiliki palung laut atau titik terdalam dibandingkan samudra lainnya.
4. Pulau terbesar keempat di dunia ada di Samudra Hindia
Madagaskar merupakan pulau keempat terbesar di bumi ini yang lokasinya berada di lepas pesisir Afrika bagian selatan, Samudra Hindia. Menariknya lagi, mengacu basicplanet.com, lebih dari 7.000 Paus Bungkuk pergi ke perairan di Madagaskar untuk berkembang biak dan melahirkan. Hal ini disebabkan oleh kondisi samudra di madagaskar yang alami tanpa predator sehingga ideal untuk tempat berkembang biak.
5. Samudra Hindia memiliki beberapa batas lempeng teknonik
Samudra Hindia juga memiliki sejumlah batas lempeng teknonik yang saling bertemu. Mengacu marineinsight.com, batas lempeng teknonik yang ada di Samudra Hindia yakni lempeng benua Afrika, Indo-Australia, dan Antartik yang ketiganya saling bergabung. Adapun pergerakan pada lempeng tektonik dapat mengakibatkan peristiwa alam seperti gempa bumi dan juga tsunami.
Demikianlah 5 fakta terkait samudra Hindia. Samudra merupakan bagian dari kekayaan alam yang harus kita jaga bersama. Salah satunya dengan tidak membuang sampah atau limbah ke lautan. Jangan sampai samudra yang sangat penting perannya untuk ekosistem bumi ini menjadi rusak dan tercemar akibat ulah manusia.
Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya
Sumber : IDN TIMES
Baca Juga :
MISTERI HANTU BANSHEE DARI IRLANDIA
Komentar
Posting Komentar