INIHANTU - FAKTA MENARIK TENTANG ANGKOR WAT, KAMBOJA
FAKTA MENARIK TENTANG ANGKOR WAT, KAMBOJA
INIHANTU | FAKTA MENARIK TENTANG ANGKOR WAT, KAMBOJA | Kamboja, yang memiliki nama resmi Kerajaan Kamboja, adalah negara terpadat ke-72 di dunia.
Kamboja merupakan negara berdaulat yang terletak di bagian selatan semenanjung Indocina di Asia Tenggara.
Negara ini memiliki luas 181.035 km persegi. Ibukota dan kota terbesarnya adalah Phnom Penh. Khmer adalah bahasa resmi Kamboja.
Riel (KHR) adalah mata uang Kamboja. Orang yang tinggal di Kamboja disebut Cambodian (bhs. Inggris) atau Khmer.
Negara ini berbatasan dengan tiga negara lain yaitu Thailand, Vietnam, dan Laos.
Kamboja menganut sistem monarki konstitusional dengan rajanya adalah Norodom Sihamoni dan perdana menteri saat ini adalah Hun Sen.
Setidaknya sebelum tahun 1586, dunia barat tak pernah mengetahui bahwa di dalam hutan lebat di Kamboja terdapat kompleks bangunan super megah. Bangunan candi yang setara dengan peninggalan Yunani dan Romawi ini menjadi bukti kuat bagaimana peradaban di Kamboja dulu pernah begitu maju, sangat kontras dengan masyarakat Kamboja pada abad ke 19. Bagaimana peradaban di Angkor Wat hilang masih menjadi misteri dunia kuno yang belum terjawab...
Sebuah kompleks bangunan megah yang dipersembahkan bagi Dewa Wisnu dibangun oleh Raja Suryawarman II dari Kekaisaran Khmer. Bangunan ini dikenal dengan nama Angkor Wat (dalam bahasa Khmer berarti Candi Kota).
Raja Suryawarman II sendiri merupakan raja dari Kekaisaran Khmer yang berkuasa dari tahun 1113 hingga 1145-1150 M. Banyak sejarawan yang menyebutnya sebagai salah satu penguasa terbesar di Kekaisaran Khmer.
Menurut sejarawan Charles Higham, Suryawarman seringkali digambarkan sebagai sosok manusia setengah dewa. Ia dideskripsikan memiliki tubuh tinggi besar. Menurut legenda, Suryawarman membunuh pamannya sendiri untuk memuluskan jalannya duduk di singgasana raja.
Angkor Wat yang memiliki luas sekitar 1.626.000 m2 dan ditambah berbagai bangunan dengan arsitektur canggih menjadikan Angkor Wat sebagai salah satu monumen keagamaan terbesar yang pernah dibangun dalam sejarah umat manusia.
Komplek candi ini dibangun pada permulaan abad ke 12 di Yasodharapura (sekarang Angkor) yang merupakan ibu kota Kerajaan Khmer kala itu. Candi ini dibangun sebagai candi agama Hindu kerajaan Khmer untuk Dewa Wisnu, dengan proses pembangunan memakan waktu sekitar 30 tahun lamanya. Namun kemudian pada akhir abad ke 13, lambat laun candi ini berubah menjadi candi agama Budha.
Pada tahun 1586, seorang biarawan Katolik Portugis bernama Antonio da Madalena mengunjungi Angkor Wat. Ia adalah salah satu orang barat pertama yang mendatangi situs ini.
Madalena begitu terpesona oleh kemegahan Angkor Wat, sampai-sampai ia mengatakan bahwa bangunan yang dihiasi dengan menara-menara indah itu pastilah dibangun oleh manusia jenius. Ia juga menambahkan tak ada bangunan lain di dunia yang menyerupainya.
Pada pertengahan abad ke 19, Angkor Wat dikunjungi oleh penjelajah Perancis, Henri Mouhot. Dalam catatannya ia menggambarkan tentang kemegahan Angkor Wat yang bersaing dengan peninggalan Yunani dan Romawi. Mouhat bahkan menambahkan bangunan itu begitu kontras dengan masyarakat di sana saat itu, seolah-olah bangunan itu dibuat oleh bangsa lain.
Penggalian dan pembersihan di sekitar candi kemudian dilakukan besar-besaran pada abad ke 20. Proses pemugaran dan pembersihan sempat terhenti pada saat rezim Khmer Merah berkuasa di negara ini pada sekitar tahun 1970an. Pada masa itu terjadi banyak pencurian dan penjarahan pada situs bersejarah ini.
Pada saat proses pemugaran berlangsung, sejarawan dan arkeolog merasa aneh karena mereka sama sekali tidak ditemukan sisa pemukiman rumah penduduk, perabotan masak, senjata, bekas pakaian, atau apa saja yang biasanya ditemukan di situs purbakala. Hanya monumen itu saja yang ditemukan di kawasan tersebut.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi pada penduduk di Angkor Wat? Mengapa peradaban mereka bisa hilang begitu saja?
Runtuhnya Kekaisaran Khmer dan Hilangnya Peradaban Angkor Wat
Kekaisaran Khmer pada masa jayanya memiliki pengaruh besar di kawasan Asia Tenggara terutama pada abad ke 9 hingga abad ke 15. Kekaisaran ini memiliki hubungan dagang yang erat dengan bangsa India dan China. Itulah sebabnya budaya dan peradaban Khmer sangat dipengaruhi oleh dua bangsa tersebut.
Kekaisaran Khmer terkenal akan sistem perairannya yang kompleks dan canggih serta arsitektur yang inovatif. Namun rupanya tak begitu lama sejak Angkor Wat dibangun, peradaban di negeri itu hancur.
Jatuhnya kekaisaran Khmer sendiri masih merupakan teka-teki yang belum sepenuhnya terjawab oleh para sejarawan dan arkeolog selama beberapa dekade ini.
Menurut beberapa sumber, kekaisaran Khmer jatuh sekitar tahun 1431 ketika terjadinya peperangan besar dengan kerajaan tetangga, Ayutthaya. Namun dimulai tahun 1327, memang mulai terjadi bencana kekeringan di Angkor Wat. Menurut catatan-catatan yang ditemukan, hal ini terjadi ketika Jayawarman Parameswara mulai berkuasa. Bencana kekeringan terus berlanjut hingga pertengahan tahun 1300an.
Angkor mengalami penurunan jumlah populasi yang sangat signifikan akibat hal tersebut. Tingkat populasi menurun tajam antara tahun 1350-1450 M.
Sistem hidrologi yang canggih di Angkor tak dapat menahan bencana kekeringan jangka panjang yang melanda wilayah itu. Para penguasa Angkor telah berupaya mengatasi kekeringan dengan teknologi jaringan kanal, namun gagal. Akhirnya para penguasa Angkor memindahkan ibu kota mereka ke Phnom Penh.
Para arkeolog menggunakan analisis sedimen tanah untuk mengetahui periode kekeringan di Angkor. Hasilnya, Angkor memang mengalami kekeringan yang panjang di mulai pada abad ke 13, kemudian abad ke 14 dan 15 (merupakan masa kekeringan paling dahsyat) dan yang terakhir pada pertengahan hingga akhir abad ke 19.
Semoga informasinya bermanfaat yaa…
Semoga artikel ini memuaskan dahagamu akan kisah misteri ya
SUMBER: MERINDING
Baca Juga :
Komentar
Posting Komentar